Klenengan
Sejumlah kalangan memaknai klenengan bukan semata-mata gelar seni, melainkam lebih sebagai tamba ati agar batin kembali mengalir ngleneng. Sebagaimana arus yang tenang menandakan sungai cukup dalam serta tidak terdapat batu-batu atau jeram yang menghambat aliran airnya. Dengan demikian, tradisi nembang, rengeng-rengeng, klenengan, dapat disamakan dengan menapis kotoran, beban, dan kemampatan hidup lewat nada irama khas Jawa sesuai dengan irama batin orang Jawa itu sendiri.
Walaupun klenengan utamanya berkaitan dengan gamelan, namun esensinya terdapat pula dalam fenomena di sekitar kita. Artinya, ada banyak klenengan dalam bentuk lain yang juga layak dimanfaatkan untuk mencairkan kesumpekan. Seperti debur ombak di pantai, derit bambu di tepian sungai, bunyi jengkerik, orong-orong, dan angkup nangka yang bersahutan di pekarangan rumah malam-malam, rasanya pantas diapresiasi dan dihayati sebagai karunia alam yang menjanjikan tamba ati.