Kemandirian Ekonomi Muhammad Saw
Pada usia 12 tahun, Muhammad telah diajak oleh pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan dagang ke Syiria. Setelah beranjak dewasa, Muhammad dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses dan hidup berkecukupan. Tapi Muhammad menjalankan praktik perdagangan yang sehat, bersih dari kecurangan dan tipu daya, melakukan pembayaran tepat waktu, baik kepada mitra dagang maupun karyawannya.
Muhammad juga pernah menegur Abu Jahal karena perilakunya mengambil paksa hak pedagang kecil. Karena segan kepada Muhammad, Abu Jahal pun mengembalikannya kepada yang berhak. Selain berdagang di dalam kota Mekah, Muhammad sebelum berkeluarga juga tercatat telah melakukan enam kali perjalanan dagang ke luar kota, yaitu dua kali ke Jorash (Taman), dua kali ke Habasyah (Ethiopia), dan dua kali ke Syiria.
Sebagian dari perjalanan itu disponsori oleh Khadijah. Setelah takdir mempertemukan Muhammad dan Khadijah sebagai suami-istri, Muhammad tidak mau mengandalkan harta kekayaan istrinya. Muhammad melanjutkan usaha dagangnya dengan model kemitraan bersama Khadijah. Beberapa kali perjalanan dagang Muhammad ke luar kota yang tercatat antara lain ke Bahrain dan Irak, di samping Syiria, Taman, dan Habasyah.