CakNun.com

Kelembutan yang Melahirkan Ketangguhan

Pipink Riveea
Waktu baca ± 1 menit

Sinau bareng bertajuk Festival Full Moon #2 malam ini memang dipersiapkan panitia di tempat dengan ketinggian dan lahan terbuka yang luas sehingga para jamaah yang hadir selain mengikuti Sinau Bareng sekaligus dapat menyaksikan bulan purnama dengan sangat jelas dan indah.

Full Moon atau bulan purnama yang utuh memang menjadi daya tarik sendiri bagi yang memandang, selain menciptakan rasa takjub atas ciptaan-Nya, juga konon bisa mengurangi kesedihan yang dialami seseorang.

Dari Sinau Bareng di Negeri Atas Angin ini, kita dapat menyaksikan Jamaah Maiyah adalah khalifah-khalifah yang tangguh. Tidak peduli seberapa jauh dan sulit medan yang harus dilalui menuju lokasi Sinau Bareng, mereka tetap antusias dan militan menghadiri acara malam ini.

Terpantau ketika MC berdialog, mereka hadir dari berbagai daerah diluar wilayah Bojonegoro. Ada dari Jombang, Mojokerto, Pati, Sidoarjo, dan Surabaya. Mereka ada yang datang dengan membawa serta keluarganya maupun nekad pergi sendiri untuk mencari apa yang didapat di setiap Maiyahan.

Ketangguhan mereka juga tampak dari energiknya ketika mengikuti menit demi menit, jam demi jam duduk mengasyiki apa yang disampaikan Simbah dan Pakdhe-Pakdhe KiaiKanjeng juga narasumber lainnya. Pun ketika lantunan sholawat disenandungkan, kekhusyukan para jamaah seakan menambah energi tangguh untuk tetap berada di tempat larut dalam kegembiraan Sinau Bareng. Termasuk ketika saat ini mereka sedang diajak melantunkan Wirid Qorhrota Luthfi Muhammadin.

Dengan wirid ini, Mbah Nun berharap agar anak-cucunya diperkenankan oleh Allah untuk mendapatkan tetesan kelembutan Muhammad.

Lainnya

Fiqih Tanpa Aqidah, Bumi Tanpa Langit

Fiqih Tanpa Aqidah, Bumi Tanpa Langit

Setelah Wirid Wabal yang dipandu Hendra dan Ibrahim, Kenduri Cinta edisi Maret 2016 yang mengangkat “Fiqih Tanpa Aqidah, Bumi Tanpa Langit” kemudian dimulai dengan sesi prolog.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
Hilwin Nisa
Hilwin Nisa

Tidak

Topik