Karena Iming-iming dan Ancaman
Pada umumnya, penceramah agama masih berkutat pada taraf keyakinan informatif. Doktrin-doktrin agama sekadar kumpulan informasi atau berita-berita dari utusan Tuhan, termasuk penafsiran-penafsiran kitab suci.
Seseorang yang memegang tradisi beragama, atau diktrin yang diajarkan kepadanya, bisa jadi berusaha melakukan kebaikan bukan karena sesuatu itu baik “dari sononya”, melainkan karena iming-iming atau keyakinan akan surga. Atau, menghindari perbuatan terlarang bukan karena menghindar adalah kebaikan, melainkan karena ancaman masuk neraka.
Demikianlah, menaruh sampah pada tempatnya bukan karena itu baik, tapi karena keyakinan akan janji surga. Begitu pula menaruh sampah sembarangan, bukan karena itu buruk, tapi karena keyakinan akan ancaman neraka. Keyakinan informatif tidak akan membangun kepercayaan diri.