Independensi dan Kedaulatan
Membaca alam semesta melalu bahasa ilmiah atau sains, misalnya, memberi pelajaran bahwa setiap entitas di alam semesta memiliki independensi dan kedaulatannya masing-masing. Spesies manusia lebih layak memiliki itu. Tapi, independensi dan kedaulatan diri bisa jadi justru tidak ada pada diri mereka yang terbentuk oleh ajaran-ajaran agama formal sebagai doktrin yang memaksa untuk taklid.
Sementara, bagi nabi-nabi, kemerdekaan dan independensi amat penting bagi kemandirian, sebagai jalan peradaban.
Ilmu pengetahuan bisa maju hanya dalam masyarakat yang bebas dan mandiri. Umat kehilangan kedaulatan lantaran tidak mementingkan ilmu pengetahuan. Mereka mengabaikan potensi intelektual yang dianugerahkan Tuhan. Mereka memilih sikap dan perilaku taklid.
Dalam taklid buta itulah mereka menjadi mangsa dan korban eksploitasi kepentingan politik, ekonomi, dan sosial. Bisa saja para nabi justru kecewa dengan kondisi demikian. Sebab, Tuhan sudah cukup memberikan petunjuk dan rasul-Nya pun telah memperlihatkan keteladanan yang sempurna.