Esensi Rahmatan Lil ‘Alamin
Nabi Muhammad Saw datang untuk membawa rahmat bagi semua manusia bahkan semua penghuni alam. Islam mengajarkan persamaan manusia (musawah) dan mengecam diskriminasi ras (tafriqah jinsiyah). Beliau bersabda “Wahai sekalian manusia, kalian semua berasal dari Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang non-Arab, tidak juga orang non-Arab atas orang Arab”. Islam penuh dengan ajaran kasih sayang dan kedamaian, bukan saja kepada sesama manusia tapi juga kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Esensi dari rahmatan lil ‘alamin ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw secara dramatis ketika berpidato di saat haji wada’. Beliau bertanya kepada jamaah yang memenuhi padang Arafat, “Wahai sekalian umat manusia, tahukah kalian, di hari apa, di bulan apa, dan di negeri apa kalian berada?”. Semua yang hadir menjawab serempak, “di hari suci, di bulan suci, dan di tanah suci”. Lalu beliau melanjutkan, “sesungguhnya darahmu, hartamu, dan kehormatanmu (dima’akum, wa amwalakum, wa a’radhakum) itu suci, seperti sucinya harimu ini, bulanmu ini, dan negerimu ini, sampai kamu menemui Tuhanmu di hari kiamat.” Ungkapan Rasulullah Saw ini merupakan sumber rahmat bagi umat manusia, yang sekarang dikemas dalam istilah hak asasi manusia.