Eling Lan Waspada Terhadap Mata dan Telinga
Betapa orang harus senantiasa eling lan waspada terhadap mata dan telinga sempat dikemas dalam pepeling yang berbunyi: sing prayitna ngati-ngati. Jalaran kayu watu bisa krungu, suket godhong bisa duwe mata. (Yang waspada dan hati-hati. Sebab, kayu batu bisa mendengar, rumput daun bisa punya mata).
Artinya, polah tingkah buruk bisa saja muncul tiba-tiba karena melihat dan mendengar sesuatu yang berpotensi mendorong berbuat demikian. Alasannya, seperti dipaparkan Ki Hadjar Dewantara dalam metode pembelajaran N-3 (niteni-niroake-nambahi) dan contoh utamanya adalah bayi. Dia belajar bicara dan berbuat dari apa yang didengar dan dilihat dari orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Maka tidak mengherankan, jika anak sering mendengar orangtuanya memaki, nanti juga akan ikutan memaki meskipun (mungkin) belum memahami arti makian tersebut.