Bukan Teks Biasa
Kitab Suci tidak seharusnya diperlakukan sebagai kitab hukum. Tidak juga seharusnya dibaca sebagai teks biasa. Firman-firman Tuhan pada dasarnya mengajak manusia berdialog dengan dirinya sendiri.
Jika mendapatkan makna yang mengandung kebaikan, karena kandungan Kitab Suci adalah kebaikan seluruhnya, maka makna tersebut diinternalisasikan agar menjadi sifat dan karakter pribadi.
Setelah internalisasi, dilanjutkan eksternalisasi dengang menampakkan kebaikan-kebaikan dari dalam diri. Selanjutnya sosialisasi, dengan merefleksikan sifat dan karakter pribadi dalam interaksi sosial. Inilah proses pembentukan jati diri berdasarkan Kitab Suci.