Bukan Berarti Kalah
Demikian kuatnya semangat orang Jawa dalam menggapai ketenteraman dalam kehidupan pribadi dan masyarakatnya, sampai-sampai mereka lebih memilih “mengorbankan” pendapat pribadinya daripada udur dan bersitegang adu argumentasi. Alasannya, menyimpan kembali pendapat pribadi bukan berarti kalah. Memberikan ruang kepada yang ingin menang bukan berarti terbuang. Sebab orang Jawa mempunyai azimat yang cukup sakti, berupa unen-unen legendaris: bener ketenger, becik ketitik, ala ketara.
Jadi, meskipun pendapatnya benar, namun tidak dipakai oleh orang lain (orang banyak) bukan berarti pendapat tersebut salah, tidak masuk akal, atau kurang tepat. Karena setiap pendapat punya kebenaran sendiri, maupun kelemahan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Mereka percaya, walaupun sekarang ide orang lain yang dipakai (karena dianggap baik dan benar), kelak kemudian hari waktu juga yang akan membuktikannya. Apakah pendapat tersebut memang benar-benar bagus sehingga murakabi bebrayan agung, atau hanya sekadar besi atau tembaga yang disepuh menjadi emas imitasi.