CakNun.com
14 Tahun BBW, Rumah Maiyah Yogyakarta, Jumat 11 September 2020

Belum Adanya Kesatuan Alam Berpikir Menyangkut Covid-19

Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Bangbang Wetan dalam rangka ultahnya ke-14 di Rumah Maiyah Kadipiro tadi malam berlangsung dengan menghasilkan sejumlah refleksi dan pemikiran. Salah satunya mengenai situasi penanganan terkini pandemi Covid-19.

Bercermin pada pelaksanaan kembali PSBB di Jakarta oleh Gubernur Anies Baswedan yang tak sedikit mendapatkan kritik termasuk oleh pejabat tingkat menteri, Mbah Nun memandang bahwa itu semua menunjukkan belum adanya kesatuan pendapat, manajemen, dan langkah dalam menghadapi perkembangan situasi pandemi ini.

Lebih spesifik, Mbah Nun merasakan bahwa belum terjadi kesatuan kepemimpinan dan kesatuan alam berpikir. Yang dimaksud oleh Mbah Nun adalah tentu ada ragam pendapat secara keilmuan dan pendekatan tentang hal-hal menyangkut Covid-19, namun semua ragam itu semestinya diproses sampai pada satu titik yang disepakati dan diacu bersama meskipun disadari itu tidak akan memuaskan semua orang.

Pendapat Mbah Nun tersebut juga disetujui oleh Mas Sabrang MDP. Menurutnya, fungsi pemimpin adalah mencari jalan tengah dengan konsiderasi-konsiderasi yang paling baik meskipun pasti tidak akan memuaskan semua orang. Tugas pemerintah adalah menyatukan dengan pegangan utamanya adalah nilai atau wisdom, bukan hal teknis belaka.

Dalam bahasa Mbah Nun, situasi saat ini adalah kita menghadapi kelumpuhan akibat Covid-19, namun teman-teman BBW yang tadi malam hadir secara terbatas jumlahnya dan dengan menerapkan protokol kesehatan diajak oleh Mbah Nun untuk tidak terjebak pada kejumudan berpikir.

Salah satu kondisi kejumudan berpikir ini adalah situasi seakan-seakan tidak ada kesadaran akan rule of game kepemimpinan dalam hal pengambilan kebijakan di mana mestinya alur, hakikat, dan pentingnya adanya kebijakan dalam kehidupan bernegara sudah dipahami bersama. Menurut Mbah Nun, yang berlangsung sekarang semua orang berbicara atau menanggapi apa saja menyangkut penanganan dan perkembangan Covid-19, namun lupa bahwa ada hal-hal yang sifatnya harus kebijakan yang menjadi tempat di mana semua pihak terikat dan melaksanakannya secara kesatuan justru agar efektif dalam mencapai tujuan atau target. Itulah yang beliau maksud belum ada kesatuan alam berpikir.

Kemudian terkait situasi lumpuh oleh Covid-19 ini, Mbah Nun mengajak teman-teman BBW untuk tetap beristiqamah dan membangun terus daya cipta dalam mengelaborasi ilmu sampai pada puncaknya yaitu hikmah. Secara khusus Mbah Nun meminta teman-teman BBW mempelajari surat Al-Fajr. Mbah Nun menyebut surat Al-Fajr adalah suratnya BBW. (Helmi Mustofa)

Lainnya

Reportase Bangbang Wetan Agustus 2014

Reportase Bangbang Wetan Agustus 2014

PENGGIAT Maiyah yang sekaligus ‘panitia’ acara maiyahan rutin Bangbang Wetan Surabaya, Dudung, mengawali forum malam itu dengan menyapa jama’ah sekaligus bersilaturahmi memanfaatkan momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Arbangi Kadarusman
Arbangi K.