Alamat Kebermanfaatan
Sekurang-kurangnya tidak bisa menjadi ‘manusia wajib’, setidaknya kita tidak menjadi manusia makruh apalagi haram yang kehadirannya merugikan, mengancam dan melukai orang lain. Meskipun upaya meniti jalan menjadi orang bermanfaat tidak sepopuler jalan tol popularitas, tetapi apakah kemudian murojaah kemanfaatan diri menjadi tidak penting dikerjakan?
Merogoh kocek ikut menyumbang pada aksi kemanusiaan, itu bermanfaat. Ikut aksi gotong royong serta bakti sosial, itupun bermanfaat. Menjadi narasumber yang baik pada setiap perbincangan dengan orang lain dengan cara terlebih dahulu mempelajari informasi secara jeli dan presisi di tengah kabut dan sengkarut informasi seperti hari ini, hal itu juga bermanfaat. Atau mundur beberapa langkah untuk tetap khusyuk mengerjakan penumbuhan diri, tak ubahnya hal tersebut adalah bermanfaat. Mengasah keahlian tertentu dengan konsisten, menginovasi nilai tambah atas barang dan jasa atau jenis penumbuhan diri lainnya sesuai yang sudah kita pilih masing-masing.
Engkau bermanfaat, maka engkau ada. Menjadi bermanfaat mulai dari mendefinisikan alamat paling presisi apa yang orang perlu cari dan butuhkan dari diri kita. Sehingga mereka tidak mendatangi kita seperti orang yang sedang salah alamat. Terkelabuhi oleh papan nama identitas diri. Meneguhkan kembali bidang yang sungguh-sungguh kita bisa kontribusikan. Supaya malaikat Mikail juga tidak kebingungan menemukan alamat disaat proses delivery jatah rezeki.