CakNun.com

Vokal vs Kritis

Toto Rahardjo
Waktu baca ± 1 menit

Vokal atau huruf hidup (dalam fonetik) adalah suara di dalam bahasa lisan yang dicirikhaskan dengan pita suara yang terbuka sehingga tidak ada tekanan udara yang terkumpul di atas glotis. Vokal kontras dengan konsonan yang dicirikhaskan dengan penutupan satu atau lebih titik artikulasi di sepanjang rongga suara. Dalam pengertian yang lebih mudah, vokal yakni yang bersuara—maka di grup musik lazim disebut vokalis. Kalau di khasanah politik yakni orang yang lantang bersuara.

Kritis adalah cara berpikir, seni menganalisis gagasan berdasarkan penalaran logis. Berpikir kritis bukanlah berpikir lebih keras, melainkan berpikir secara struktural dan lebih komprehensif. Holistik. Seseorang yang mengasah kemampuan berpikir kritisnya biasanya memiliki tingkat keingintahuan intelektual (intellectual curiosity) yang tinggi—ciri-cirinya bila meneliti masalah tidak terpaku pada orangnya, tetapi pada aturan mainnya, sistemnya.

Berpikir Kritis sangat erat dengan proses pemahaman masalah melalui rekonstruksi, kaji urai (analisa) dan refleksi. Pada dasarnya berpikir kritis terkait dengan tujuan untuk membuat keputusan Secara struktural dan rasional.

Maka vokal belum tentu kritis, kritis tidak serta merta vokal.

Toto Rahardjo
Pendiri Komunitas KiaiKanjeng, Pendiri Akademi Kebudayaan Yogyakarta. Bersama Ibu Wahya, istrinya, mendirikan dan sekaligus mengelola Laboratorium Pendidikan Dasar “Sanggar Anak Alam” di Nitiprayan, Yogyakarta
Bagikan:

Lainnya

Topik