CakNun.com

Trayek Negeri Vasal

Mukadimah Damar Kedhaton April 2019
Damar Kedhaton
Waktu baca ± 2 menit

Berangkat dari rasa syukur pada Majelis Ilmu Telulikuran edisi 29 yang mengangkat tema Daulat DI(RI), berkesinambungan juga edisi 30 yang bertemakan Overdosis Pilpres. Maka, pada edisi ke 31 kita coba kontinuasi dengan mengangkat tema Trayek Negeri Vasal.

Mungkin di benak sampeyans bertanya-tanya. Kenapa kok trayek? Kenapa kok Negeri bukan Negara? Kenapa kok vasal? Dan apa itu vasal?

Sebagai Jamaah Maiyah, kita sangat banyak sekali dibekali oleh para Marja’ serta Sifat Maiyah baik kail-kail pengetahuan maupun bulatan ilmu yang bisa kita serap setiap saat.

Sudah menjadi hal yang terbiasa kita sikapi secara komprehensif. Bahwa dalam demokrasi, soal Pilpres atau Kepemimpinan fokus utama bukan terpusat pada persoalan siapa sopirnya, melainkan trayeknya. Kita, sebagai rakyat indonesia juga sebagai jamaah maiyah yang ditetesi terus-menerus dengan tetesan sidik paningal dari para Marja Maiyah, sudah semestinya lebih komprehensif untuk meng-iqro’ kahanan Indonesia saat ini. Terutama, terkait dengan mau dibawa kemana Indonesia 5 tahun ke depan dengan refleksi dari masa orde lama, orde baru, sampai reformasi.

Pada bulan Februari lalu Gus Sabrang memperkenalkan dan menawarkan bentuk baru dari sebuah metodologi perayaan demokrasi yang dikemas berupa aplikasi Pantau Bersama. Di sebuah kesempatan, beliau memberi pemantik. Kahanan pilpres hari ini sama sekali berbeda dengan yang sudah-sudah. Terlebih lagi yang dipertarungkan saat ini bukan sebuah rasionalitas, melainkan yang muncul di permukaan adalah sisi emosionalitasnya. Ruang publik riuh rendahnya bising oleh sentimen daripada argumen yang mencerdaskan dan menjadi pembelajaran. Menariknya partai politik, politikus, serta timses pun ikut hanyut dan menikmati keriuhan itu. Jika memang emosi yang dijunjung tinggi mengangkangi akal sehat, mungkin kata Negeri lebih pas daripada Negara. Karena negeri mengandung unsur nuansa dan keindahan. Dan negeri ini sedang diselimuti nuansa kegaduhan yang over dosis.

Lalu kenapa Vasal? apa itu vasal? Vasal adalah antitesis dari kedaulatan. Negeri Vasal adalah negeri yang darurat kedaulatan. Dimana negeri tersebut dikuasai dan dikontrol langsung oleh negeri atau negara yang lebih kuat. Pemimpin negeri vasal biasanya memang pribumi yang ‘hanya’ diperbolehkan untuk memegang jabatan kepala pemerintah dan hanya sebatas administratif saja. Sementara Negeri atau negara pengontrol mengurus hubungan luar negeri dan pertahanan protektoratnya, seperti yang tertulis di dalam perjanjian-perjanjian yang disepakati oleh kedua negara. Ambil contoh sederhana, perjanjian S3J.

Lalu, bagaimana menurut sampeyans tentang Trayek Negeri Vasal? Tentunya dari masing-masing dulur semua mempunyai perspektif yang berbeda-beda. Tetap berpayung istiqomah, dan mengawalinya dengan Amar Maiyah, yuk kita sinau bareng, tukar pemikiran tema dengan gembira di Majelis Ilmu Telulikuran edisi ke-31 yang InsyaAllah dilaksanakan pada:

Sabtu, 27 April 2019
Pukul 19:23 WIB
Di Gedung GNI
Jl. Pahlawan – Gresik

Lainnya

Mosok Dijajah Terus Ker?

Mosok Dijajah Terus Ker?

21 April 2015, dinginnya kota Malang tak mengurungkan niat dulur-dulur Maiyah Rebo legi untuk tetap berkumpul di beranda masjid An-Nur Politeknik Negeri Malang.

Nafisatul Wakhidah
Nafisatul W.