Rihlah ke Tanah Mandar, Rihlah Rindu dan Cinta
Untuk kedua kalinya di tahun ini diperjalankan ke Tanah Mandar. Kami akan kembali berjumpa dengan Bunda Cammana, akan kembali bersua dengan Pak Hamzah Ismail, Pak Amru Saddong, Pak H. Latappa, Abah Tamalele, Bang Abu Bakar, Bang Aslam, Bang Abed dan yang lainnya.
Ini mengingatkan kita pada apa yang diungkapkan oleh Syeikh Nursamad Kamba bahwa Maiyah telah melahirkan ikatan paseduluran yang luar biasa erat. Beberapa bulan lalu ketika Syeikh Kamba pulang ke Pinrang, teman-teman dari Mandar pun bersilaturahmi ke kediaman Ibunda dari Syeikh Kamba di Pinrang.
Meskipun dipersiapkan dalam waktu yang singkat, kurang dari 1 bulan, syukur alhamdulillah sebanyak 16 penggiat dari beberapa Simpul Maiyah ikut serta dalam Rihlah ke Tanah Mandar kali ini. Secara mandiri kami semua mempersiapkan segala persiapan keberangkatan. Koordinasi pun dilakukan dengan Bang Abed dan Bang Aslam untuk teknis perjalanan di Makassar menuju Tinambung. Dalam kurun waktu yang sangat singkat selalu berkomunikasi, saling update informasi demi lancarnya agenda ini.
Apa yang sudah ditanam oleh Cak Nun di Mandar memang harus kita rawat bersama. Salah satunya adalah dengan agenda Rihlah ke Tanah Mandar kali ini. Beberapa agenda sudah kami susun, semoga seluruh agenda tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Perjalanan ke Mandar ini adalah salah satu amanat dari Cak Nun agar tali silaturahmi dengan saudara tua Papperandang Ate terus terjaga. Cak Nun menghendaki agar Simpul Maiyah yang ada saat ini juga belajar kepada Papperandang Ate dan juga Teater Flamboyant. Karena mereka lebih dulu lahir jauh sebelum era Maiyah. Ada banyak ilmu yang patut diteladani dari Tanah Mandar.
Dan siang tadi, seluruh rombongan berurutan mulai bertolak dari 3 Bandara: Jakarta (Soekarno Hatta), Yogyakarta (Adi Sutjipto) dan Surabaya (Juanda). Sementara dua peserta dari Masy’ar Mahamanikam Samarinda bertolak menuju Parepare dengan menggunakan Kapal Laut.
Rombongan yang menggunakan pesawat dijadwalkan akan tiba pada sore dan malam ini di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, kemudian rombongan dari Samarinda dijadwalkan akan sampai di Parepare besok pagi pukul 07.00 WITA. Kemudian dari kedua titik itu, kami semua akan melanjutkan perjalanan darat menuju Tinambung.
Bukan kali ini saja Cak Nun mengutus lingkaran terdekat beliau untuk datang ke Mandar. Sudah beberapa kali Cak Nun mengutus beberapa orang untuk datang ke Mandar. Sekadar menyambung tali silaturahmi juga untuk berbagi ilmu. Konon, pengalaman pertama Pak Nevi KiaiKanjeng naik pesawat adalah pada perjalanan ke Mandar ketika Cak Nun mengajak Pak Nevi untuk memberikan workshop kepada anggota Teater Flamboyant sekitar tahun 1988. Pak Eko Tunas juga pernah diutus oleh Cak Nun untuk ke Mandar dalam rangka berbagi ilmu dan pengalaman di bidang teater.
Maka berangkatnya 16 penggiat Simpul Maiyah ke Tanah Mandar kali ini bukan hal yang baru. Sangat bisa jadi, 16 peserta yang berangkat nanti akan mendapatkan hal-hal yang baru kami temui di Mandar.
Mandar, kami kembali datang dengan rindu dan cinta.