Prasmanan Ilmu: Nada dan Maiyah
Kembali belajar dari alam, dua polaritas yang menyediakan tension ini adalah hal yang niscaya. Inisiatif menghilangkan polaritas akan bertemu kegagalannya. Kenapa? Karena komponen ini fundamental untuk menyediakan rentang kemungkinan, rentang dinamika. Manusia adalah makhluk kemungkinan. Hilangnya rentang kemungkinan akan menghilangkan esensi dari manusia itu sendiri. Yang lebih profound dan perlu diterima dari realitas tersebut adalah bahwa bagaimana semua manusia sehebat apapun adalah bagian dari pelaku kemungkinan.
Pada ribuan kemungkinan nada, ketika semua bersuara, yang bisa terjadi hanyalah alunan harmoni dan disonansi. Walaupun keduanya juga tak mungkin berdiri sendiri. Selalu ada dualitas yang harus termanifestasi pada level meta manapun. (Kecuali sudah melebur kepada Maha Tunggal). Tinggal mana yang lebih dominan.
Suara musik yang harmoni di tengah pasar mungkin untuk hilang tertelan oleh suara riuh pasar jika tidak memantapkan dirinya.
Sebaliknya, suara riuh pasar juga bisa hilang oleh suara harmoni lagu ketika tak ada yang bisa lepas dari indah nadanya.
Makhluk kamungkinan yang berdaulat membuat manusia boleh dan bisa untuk memilih nadanya sendiri. Dan ketika banyak senar ingin menentukan nada, yang Maiyah cari berikutnya adalah di mana nada-nada tersebut menjadi harmoni, bukan disonansi. Dalam harmoni, satu nada beresonansi dengan nada yang lain. Tak ada yang berdiri sendiri.