CakNun.com

Plastik

Toto Rahardjo
Waktu baca ± 1 menit

Plastik di muka bumi ini diawali oleh Alexander Parkes yang pertama kali memperkenalkan plastik pada sebuah eksibisi internasional di London, Inggris pada tahun 1862. Plastik temuan Parkes disebut Parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa.

Kata plastik sendiri berasal dari bahasa Yunani “plastikos” yang berarti lentur dan mudah dibentuk. Merujuk pada hal tersebut, maka sejarah plastik boleh jadi dimulai oleh bangsa Olmec di Meksiko sekitar 150 tahun sebelum masehi. Saat itu, mereka bermain menggunakan bola yang terbuat dari polimer, yakni karet. Seperti kita ketahui, selain juga berada dalam kelas polimer, karet juga lentur dan mudah dibentuk.

Apa yang terlintas dalam benak Anda saat menyebut kata plastik? Mungkin Anda membayangkan kantong belanja, pembungkus makanan, perabot rumah tangga hingga mainan. Plastik memang menjadi benda yang serba guna. Hampir semua benda saat ini yang semula menggunakan bahan alami telah tergantikan oleh plastik—boleh dikata plastik telah mampu mengubah budaya, perilaku manusia di dunia. Tak hanya berguna, plastik juga menyimpan sisi gelapnya. Buktinya, saat ini, plastik menjadi salah satu sampah yang cukup mengkhawatirkan. Alasannya adalah plastik tidak mudah terurai dan menimbulkan pencemaran lingkungan serta berbagai masalah kesehatan.

Rezim silih berganti, hampir belum ada yang menyentuh masalah ini.
Apakah kita bagian dari masalah ini?

Toto Rahardjo
Pendiri Komunitas KiaiKanjeng, Pendiri Akademi Kebudayaan Yogyakarta. Bersama Ibu Wahya, istrinya, mendirikan dan sekaligus mengelola Laboratorium Pendidikan Dasar “Sanggar Anak Alam” di Nitiprayan, Yogyakarta
Bagikan:

Lainnya

Belum Aqil Baligh

Belum Aqil Baligh

Media-media ribut soal hak anak. Ada situasi yang membuat anak-anak kehilangan hak bermain, hak asuh, hak Pendidikan dll gara-gara pandemi Covid-19 ini.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version