Pengajian Kok Begitu: 10 Hal untuk Millenial Ketahui Tentang Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng

10. Satu persatu jamaah salaman dengan Cak Nun di akhir Sinau Bareng

Teman-teman jangan heran jika di setiap akhir Sinau Bareng, jamaah yang hadir akan antre bergiliran untuk bersalaman dengan Mbah Nun. Motivasinya tentu saja berbeda-beda. Ada yang memang sekadar ingin berterima kasih karena Cak Nun sudah menyampaikan banyak ilmu kepada mereka. Ada juga yang memang berniat meminta doa dari Cak Nun atas hajat yang sedang mereka harapkan untuk terwujud, didoakan langsung atau membawa air mineral dalam botol untuk didoakan Cak Nun. Bentuknya pun tidak hanya salaman. Ada yang memeluk Cak Nun. Ada yang minta ditempeleng, diusap-usap kepalanya, ditiup ubun-ubunnya, bahkan minta diludahi mulutnya oleh Cak Nun. Teman-teman yang pernah ikut Sinau Bareng bisa merasakan cinta dari para jamaah itu.
Atas itu semua Cak Nun selalu mewanti-wanti bahwa jangan sampai terbangun atmosfer kultus terhadap indvidu di Maiyah. Jika memang hajat teman-teman yang didoakan oleh Cak Nun dapat terwujud, teman-teman harus meyakini bahwa yang mengizinkan untuk terwujudnya hajat itu adalah Allah, bukan Cak Nun. Dan mereka satu persatu dilayani Cak Nun dengan penuh cinta juga. Yang juga menarik, berapa lama pun salaman berlangsung–bahkan bisa lebih dari satu jam karena saking banyaknya–Gamelan KiaiKanjeng menemani dengan nomor-nomornya sampai tinggal orang terakhir salaman dari ribuan orang yang antre.
