CakNun.com

Pengajian Kok Begitu: 10 Hal untuk Millenial Ketahui Tentang Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng

Fahmi Agustian
Waktu baca ± 8 menit

4. Panggung rendah dan jarak dengan jamaah sangat dekat

Hampir di setiap penyelenggaraan Sinau Bareng, panggung yang didirikan tingginya tidak lebih dari 50 cm. Karena nuansa yang dibangun di Sinau Bareng ini adalah nuansa kebersamaan. Adanya panggung bukan untuk menandakan bahwa yang di panggung adalah pihak yang ditonton dan yang di depan panggung adalah pihak yang menonton. Sinau Bareng ini bukan pertunjukan.

Dengan posisi panggung yang rendah, maka jarak antara panggung dengan jamaah pun sangat dekat. Selain nuansa keakraban yang terbangun, secara tidak langsung konsep seperti ini juga melatih tanggung jawab semua pihak. Bagi yang berbicara di panggung, ia bertanggung jawab atas apa yang ia sampaikan. Begitu juga bagi jamaah, jika ia hendak membantah apa yang disampaikan pembicara di panggung, maka ia juga bertanggung jawab atas argumen yang disampaikan.

5. Komunikasi dua arah

Metode yang digunakan dalam Sinau Bareng ini adalah komunikasi dua arah. Sulit menemukan nuansa orang berceramah di Sinau Bareng ini. Sinau Bareng berjalan melalui tahapan diskusi, Cak Nun selalu melibatkan audiens, bisa bertanya langsung atau menyanggah. Maka, selain tidak ada doktrin, teman-teman juga tidak akan mendapatkan fatwa di Sinau Bareng ini. Karena pada setiap ilmu yang dibahas, teman-teman akan menemukan sendiri kesimpulan dari apa yang disampaikan. Dan kesimpulan itu akan berbeda-beda tiap individu.

Ibaratnya, Cak Nun itu hanya memberikan kunci kepada teman-teman. Secara mandiri, teman-teman dibebaskan untuk mencari sendiri lemari yang cocok dengan kunci yang dipegang. Lha, enak banget tho Sinau Bareng ini? Pokoknya, ndak ada yang merasa paling pintar di Sinau Bareng, sehingga merasa berhak untuk minteri yang lainnya.

6. Belajar bersama dengan diskusi multi dimensi ilmu, Ilmu Maiyah yang universal

Gaess, Sinau Bareng ini bukan hanya pengajian ya. Jadi, yang dibahas di dalamnya bukan hanya tentang ilmu agama saja. Selain tidak ada yang ceramah di Sinau Bareng, ilmu yang dibahas juga beragam. Misalnya, penjelasan puasa dibahas dari berbagai sudut pandang, bukan sekadar perkara menahan lapar dan haus saja. Dari pembahasan puasa, bisa saja teman-teman akan berpetualang hingga ilmu politik. Jangan heran di Sinau Bareng juga membahas ilmu tentang ekonomi, hukum, olahraga, kesehatan, kebudayaan, kesenian, filsafat dan lain sebagainya, seperti seminar-seminar di kampus. Teman-teman yang sedang mencari ilmu spiritual juga jangan hawatir, di Sinau Bareng ilmu tasawuf juga dibahas karena dalam kehidupan nyata sehari-hari semua ilmu saling terkait.

Dan juga, sebenarnya tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan bukan ilmu agama. Toh pada hakikatnya semua yang kita lakukan di dunia ini selalu berhubungan dengan Tuhan. Coba saja cari sesuatu yang kalian lakukan atau yang kalian alami di dunia ini yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan? Tidak ada kan?

Fahmi Agustian
Koordinator Simpul Maiyah dan Anggota Redaksi caknun.com. Penulis bisa dihubungi di @FahmiAgustian.
Bagikan:

Lainnya

Topik