Pemimpin-44
Besar kepalaku, merasa hebat, pintar dan canggih. Di senja usia baru kutahu hiruk-pikukku itu sekunder bagi hakikat hidupku.
Di era 1970-an sudah disebut lembaga-lembaga Pendidikan mentransformasi manusia jadi onderdil industri, masker, mur, baut, tang, obeng atau catut.
Tapi malah bangga luar biasa.
Hari ini mur disebut kaum intelektual, dan baut dilabeli kaum profesional.
Lantas aku berkaca menatap wajahku sendiri: di peradaban remeh-temeh itupun aku gagal: intelektual tidak, profesional pun tidak. Jangankan Negarawan, yang bangsa ini sedang sangat membutuhkannya.