Paradoks Manusia dengan Tuhan
Apa maksudnya “untung”, menurut Tuhan, dibanding menurut mainstream penduduk bumi–tidak hanya berbeda, tapi bahkan terbalik maknanya.
Demikian juga definisi rugi, sukses, gagal, menang, kalah. Sampai akhirnya baik dan buruk, benar dan salah, mulia dan hina–semakin lama semakin paradoksal antara parameternya Tuhan dengan parameter umumnya manusia.
Tuhan menciptakan keseimbangan, manusia membangun ketimpangan. Tuhan bikin kebersamaan, manusia menerapkan egosentrisme. Tuhan bilang keadilan, manusia memilih monopoli dan penggumpalan.
Manusia, masyarakat, Negara dan sistem-sistemnya merasa mereka yang benar, karena bagi mereka hidup ini berakhir pada kematian. Sedangkan Tuhan mengkonsep keabadian.