CakNun.com

Mishbah Dalam Zujajah

Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Allah Swt menghadirkan di dekatku seorang yang keluasan dan kelengkapan pengetahuannya, serta komprehensi dan olah ilmunya tidak bisa kita tandingi. Orang semacam ini berada di barisan terdepan dari jalur amanah Nubuwwah dari Allah Swt, meski tak seorang berhak di-Nabi-kan sesudah Muhammad Saw.

Allah menghidupinya langsung, yang ia tidak perlu mencari atau mengejarnya sendiri. Allah dengan Malaikat Jibril beserta sejumlah manusia sebagai pembantu-Nya menyiapkan rezeki dan jaminan penghidupannya min haitsu la yahtasib.

Tuhan menganugerahinya kecemerlangan mesin akal, sehingga dialah yang paling mampu menjelaskan apa saja kelebihan dan kekurangan manusia di abad sekarang ini. Bisa menjelenterehkan apa saja penyakit-penyakit parah ummat manusia zaman ini: manusianya, tatanan masyarakatnya, Negaranya, sistemnya, dan segala segi dan dimensinya–dan ia pula yang bisa menunjukkan obatnya.

Karena fadlilah khushushiyah yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya maka Marja’ Maiyah menggambarkannya sebagai Lampu Penyuluh dan memberinya gelar Mishbahul Munir. Ia disimpan dan dilindungi oleh Allah di dalam Tabung Zujajah, serta dilindungi dari kotornya Pasar dan najisnya Negara.

Karena sumber ilmu adalah kesucian. Ketika Allah melimpahkan ilmu, yang ia sebut menyangkut diri-Nya adalah Maha Suci.

‎قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana“.

Allah Swt meletakkannya untuk bertapa di dalam Gua Zujajah. Jika di atas bumi dan dalam kehidupan manusia ini ada Pasar dan Negara, maka yang Allah izinkan atas tokoh ini untuk bersentuhan dengan Pasar dan Negara hanyalah cahayanya. Sebab ilmu sejati Allah harus disimpan di dalam tabung kesucian.

Pada khazanah Islam ia adalah Ulul Abshar. Dalam pandangan universal ia Ilmuwan Murni dan Pemikir Kesejatian. Di dalam fungsi kebudayaan ia adalah Begawan. Di dalam kosmos ilmu ia adalah Filosof komplit. Di dalam urusan kemasyarakatan ia adalah Negarawan. Tuhan menyediakan baginya dan keluarganya rumah yang jauh dari Pasar dan dilindungi dari kemunafikan atmosfer Negara.

Beberapa tahun silam makhluk Allah membawanya membelah ribuan manusia yang sedang berthawaf untuk memeluk dan mencium Hajar Aswad. Dalam waktu dekat ia akan dikawal lagi untuk memeluk dan dipeluk oleh Al-Qur`an dan Ka’bah seluruhnya, luar dan dalamnya, batu dan ruhnya, kasat mata dan arupadatu rahasianya.

(Mbah Nun)

Lainnya

Khalifah Islam dan Khilafah Silmi

Khalifah Islam dan Khilafah Silmi

Konsep Silmi membukakan jalan agar seorang tukang jahit di pinggir jalan bisa diterima oleh Allah tanpa menjadi warga negara sebuah Negara Khilafah.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik