Merajut Fadlilah Otentisitas dalam Kesatuan Budaya Dunia
Mas Aley pakai sarung! Tentu pakai baju juga, tapi tidak perlu digambarkan. Waktu saya lihat saya kira Mas Aley, pakai kilt ala orang Skotlandia sebab sarung sama kilt kadang tampak mirip dengan rok. Tidak perlu dramatis budaya mana mempengaruhi budaya mana, bisa saja ada hubungannya bisa saja tidak. Sedangkan dunia sedang sangat berubah (kapan tidak?) dan kita sedang pada era yang sangat baik untuk membentuk budaya bersama, lokal-global dan global-lokal sama saling mempengaruhi. Beberapa hal akan hilang dan terlupakan, ikhlaskan saja. Dan menurut Mas Aley yang sering mendampingi Mbah Nun, saya malah datang ke Mocopat Syafaat pada tanggal 17 bulan Juli 2019 Masehi ini tampak seperti mau nonton konser rock.
Mungkin begitu, dari style para hadirin yang datang ke majelis Maiyah kita selalu bisa melihat berbagai macam penanda busana yang berbeda-beda. Dan tanpa disadari ini juga berkaitan dengan tema yang terpampang di background panggung pada malam hari ini: “Mendalami Fadlilah dan Otentisitas Diri” dan subjudul “Menuju Cerdas Dunia dan Cerdas Akhirat”. Bukan soal busana yang membuat kita otentik, tapi bagaimana kita mengkhalifahi pilihan-pilihan itulah proses otentisitas.
Seberapa kita terpengaruh trend misalnya, dan trend itu bukan selalu trend global. Kalau kita berbusana nyeleneh-rebel di tengah lingkaran kecil yang memang seragamnya seperti itu, itu juga sebenarnya sedang terpengaruh trend dalam lingkaran.
Dan lingkaran manusia semakin cair belakangan ini, karena itu membicarakan otentisitas tidak sesepele merasa anti mainstream. Apapula itu anti mainstream pada era di mana memang sudah tidak ada aliran utama? Anti-mainstream become too mainstream nowadays. Trend busana di Maiyah? Nah itu agak beragam, mungkin karena tidak ada otoritas yang menyeragamkan. Bagaimana sikap kita terhadap otoritas dan trend, baik yang sangat lokal maupun global, inilah kita menggali otentisitas diri.
Ketika babaran-babaran tengah berlangsung, ada waktunya pada malam ini Mbah Nun sempat mengutarakan, “Ketahuilah dirimu, kita akan maksimal kalau mengetahui siapa diri kita”. Nah, saya pribadi merasa ini poin yang sangat inti dan substansial. Kita perlu otentik agar kita efektif dalam menempuh dolan-dolan dan mlaku-mlaku di dunia ini.