Menanti Laut Terbelah
Rakyat ‘Mesir’ modern dikuasai oleh kerjasama rapi antara Perdana Menteri Haman dengan Naga-naga Qorun. Rajanya adalah Latta yang ditopengi Dewa, dicitra-citrakan kesaktiannya, diparfumi pakaiannya, dan puncaknya: di-tuhan-kan.
Rakyat jahiliyah cepat atau lambat menjadi percaya bahwa Latta adalah tuhan. Latta sendiri juga akhirnya percaya bahwa ia tuhan justru karena ia hanya Latta.
Maka ini kasus kejahilan.
Selain rakyat di era Ramses-II tak ada yang punya Musa, maka harus meneliti dan menghimpun potensi Musa. Kalau perlu memakrifati tongkat suci yang menelan ribuan ular-ular sihir.
Kemudian nantikan kapan laut terbelah. Amati belahannya, besar kecilnya, petanya — sampai saat Fir’aun memasuki belahan itu dan ditenggelamkan oleh Allah Swt, dijadikan “teladan” bagi hancurnya nalar dan lenyapnya akal sehat. Ataukah laut sedang terbelah?