CakNun.com

Makhluk Rohani

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Manusia itu makhluk rohani. Adapun jasmaninya hanyalah tajalli selama kesementaraan. Tetapi sejenak kemudian jasad manusia tidak memiliki kemungkinan selain merohani.

Sebab tidak ada manusia dan makhluk apapun kecuali ciptaan Tuhan. Termasuk ruang dan waktu yang menjadi rumah dan alur perjalannnya, berputar melingkar untuk kembali kepada Tuhan.

Jasad atau jasmani manusia hanya animasi iradat kemesraan Tuhan, di panggung yang bernama kehidupan, yang dibangun, digelar, kemudian dirobohkan kembali dan disirnakan ke dalam rongga kuasa Tuhan.

Tuhan menciptakan manusia dan semua makhluk dengan bahan mentah yang diambil dari diri Tuhan sendiri. Semua yang berasal dari Tuhan adalah sejati dan abadi. Maka perjuangan manusia adalah menempuh pengetauan, ilmu, teknologi dan peradaban yang sejati dan meng-abadi.

Tetapi kebanyakan manusia gagal paham. Yang ia tangkap dari dirinya adalah halusinasi. Yang ia pahami pada hidupnya adalah khayalan subyektifnya sendiri.

Tuhan sendiri yang mendefinisikan manusia sebagai “dholuman jahula”. Makhluk yang selalim-lalimnya dan sebodoh-bodohnya. Manusia adalah makhluk bungsu ciptaan Tuhan. Ciri utamanya adalah kekerdilan, kesempitan, kedangkalan dan kecekakan. Manusia membanggakan sesuatu yang segera harus ia tinggalkan atau ia buang, ketika ia tak bisa mengelak untuk diperjalankan oleh Tuhan menuju keabadian, yakni menuju diri Tuhan sendiri.

Semua kebudayaan, peradaban, Negara dan Pemerintahan manusia melonjak-lonjak merayakan kekerdilan materialisme, kepalsuan hedonisme, kedunguan dan keserakahan. Dalam pergiliran waktu yang sangat cepat, hanya beberapa puluh tahun waktu Bumi: manusia dirobohkan, direbahkan dan dibaringkan di dalam sepetak tanah, untuk menyesali kelaliman dan kebodohannya, tanpa bisa mengulangi peluangnya.

Lainnya

Belum Aqil Baligh

Belum Aqil Baligh

Media-media ribut soal hak anak. Ada situasi yang membuat anak-anak kehilangan hak bermain, hak ...

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Pauwan

Pauwan
Sepuluh dari Sepuluh

Sepuluh dari Sepuluh

Maiyah adalah hadiah dari Allah, bukan karya kita. Semua kekurangan Maiyah berasal dariku.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib