Dzikir Lebih Tinggi Bernama Tafakkur
Tafakkur merupakan bentuk dzikir yang lebih tinggi. Dalam bertafakkur, kita menggunakan akal pikiran untuk menghayati, meneliti, merasakan, mengalami, memahami, kemudian menyimpulkan. Dalam QS Ali Imran ayat 191 dijelaskan bahwa hal-hal yang bisa ditafakkuri itu antara lain nikmat-nikmat Allah, ayat-ayat Al-Qur’an, mentafakkuri ciptaan Allah di alam semesta, dan juga mentafakkuri ciptaan Allah dalam diri sendiri.
Banyak manfaat yang diperoleh dari proses tafakkur ini. Mentafakkuri nikmat Allah akan berbuah rasa syukur dan cinta kepada Allah Swt. Mentafakkuri ayat-ayat Al-Qur’an akan berbuah hudan wa rahmatan wa syifa’an. Petunjuk, kasih sayang, dan kesembuhan. Selain itu, tafakkur atas nikmat Allah juga dapat memberikan ketenteraman hati, kenikmatan rohaniah, rasa takut, dan cinta kepada Allah. Kemudian mentafakkuri alam semesta berbuah keyakinan akan kenahabesaran dan kemahakuasaan Allah. Kesadaran bahwa tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia, dan semuanya diciptakan sebagai fasilitas untuk manusia, yang pada gilirannya melahirkan rasa syukur, cinta, dan takut kepada Allah Sang Pencipta.