Cinta dan Kesombongan
Yusuf As menyadari bahwa di dalam diri manusia Tuhan hadir untuk mencintai dan dicintai. Bahkan cinta yang sesungguhnya tak akan pernah lahir tanpa kehadiran Tuhan. Adalah kesombongan semata bila mencinta tanpa merasakan dan menyadari kehadiran Tuhan. Tidak seperti para penganut agama yang suka mencitrakan diri sebagai orang saleh, taat beragama, dan rajin mengunjungi rumah ibadah, tapi hatinya menyimpan kesombongan tatkala merasa bangga dengan kesalehan dan ketaatannya. Lalu, tiba-tiba mencampuri urusan Tuhan, sehingga ada perasaan bahwa dirinyalah yang paling disayang Tuhan. Bahkan menjadikan dirinya Tuhan ketika mencap orang lain sesat.
Padahal, menyombongkan diri lantaran ketaatan beragama merupakan perselingkuhan yang menodai kesetiaan dan keintiman dengan Tuhan. Sebab, pada dasarnya manusia bukanlah apa-apa dan tak berhak memiliki apapun, kecuali atas perkenan Tuhan.