CakNun.com

Bertahalli dalam Mulat Saliro

Catatan Sewindu Maneges Qudroh, 5 Februari 2019
Maneges Qudroh
Waktu baca ± 13 menit

‘Seisi Hati’ yang Tersirat

Lanjut ke pengalaman manggung pertama, di saat format manggung seperti apa juga Mas Doni masih belum mengetahui sama sekali. Kebiasaan berpenampilan layaknya vokalis Seventeen seolah masih melekat sebagi moodbooster rasa percaya diri. “Macak Rocker,” sambung Mas Doni. Tapi kenyataan tak seperti yang diharapkan, moodbooster seolah berbalik arah menjadi badmood. Sepatu boot yang dikenakan terpaksa dilepas karena format manggungnya seperti itu. Ditambah lagi dengan kebiasaan manggung Seventeen yang sudah jelas urutan lagu yang dibawakan. Akan tetapi, di KiaiKanjeng tidak ada list lagu seperti itu. Ketika Mas Doni bertanya kepada Mas Imam yang saat itu dianggap paling dekat dengan menanyakan urutan lagu berikutnya. Di luar ekspektasi Mas Imam hanya menjawab santai, ”takokno Gusti Allah.” “Oooh,” pikir Mas Doni sembari menganggukkan kepalanya atas kegagalpahamannya. Segelintir perasaan pasti menyambangi Mas Doni pada waktu pertama kali manggung bersama KiaiKanjeng. Namun, Mas Doni tetap yakin atas pilihan jalannya. Terlihat para jamaah sangat terhibur sekali dengan raut-raut kebahagiaan yang tercermin tentang segala cerita dari Mas Doni.

Lantas ketika manggung di Banjarnegara yang menjadi domisili keluarga istri Mas Doni. Keluarga datang rombongan dengan beberapa truk. Mbah Nun pada waktu itu juga seperti menahami kekawatiran Mas Doni, “Ayo Don sholawatan.” Lantas Mas Doni berteriak dalam hati, “Matiih!” Mbah Nun melanjutkan, “Iso dicutat dadi mantu lho, Don, nek raiso sholawatan.” Gerik Mas Doni pun sangat luwes ketika menirukan Simbah menggoda dirinya pada waktu itu. Tapi, nyali Mas Doni lantas tak menciut. Justru hal tersebut adalah sebuah kesempatan dan dorongan buat Mas Doni kalau dirinya butuh sholawat.

Terakhir, Mas Doni bercerita tentang musibah yang menimpa keluarga Seventeen di Banten. Bagi Mas Doni, makna yang lebih melekat dari musibah tersebut bukan apa itu sebuah kehilangan. Melainkan teman-temannya yang telah pergi seperti ‘nglimpe’ atau dengan sengaja pergi. Pulang kembali ke Rahmatullah meninggalkan semua yang masih tertinggal di dunia ini. Musibah tersebut juga menjadi momen bagi Mas Doni untuk menambah anggota keluarga baru, terutama dengan keluarga korban yang ditinggalkan para personel band yang telah duluan pulang. Sebuah project sedang dikerjakan Mas Doni dan hasil seluruhnya akan diberikan kepada keluarga korban. Mas Doni juga sangat berharap doa dan dukungan seluruh Jamaah Maiyah agar project ini berjalan dengan lancar.

Banyak pelajaran yang didapat dalam ber-Maiyah ini. Sinau srawung, sinau agomo, sinau urip, dan yang pasti menambah banyak saudara. Dan semua ini sedari awal sangat yakin dilakukan karena bagi Mas Doni sendiri, jalan yang telah dipilih ini tak lebih sebagai perwujudan dari amanah ibundanya. Harapan Mas Doni adalah semoga selalu diberi ke-istiqomah-an dalam menjalaninya. “Gak ada hari ini kalau gak ada hari kemarin,” kata Mas Doni. Sebuah peran di Seventeen memegang peranan penting tentang betapa besar peran tersebut bisa membawanya sampai di sini.

Setelah mendengarkan cerita yang begitu banyak mengandung hikmah tersebut Mas Doni menunjukkan skill olah vokalnya di sesi ini. Dengan membawakan salah satu lagu hits semasa di Seventeen yang berjudul ‘Seisi Hati’. Seisi hati yang penuh menggambarkan rasa cinta dan kesetiaan. Jamaah pun ikut menyanyikan bagian reff, “Aku kan tetap menunggu hingga batasan waktu tak lagi berputar. Sampai denyut nadi terhenti, ku akan slalu menanti seisi hatiku. Untukmu.”

Hei, kalian adalah jomblo-jomblo yang sedang mencari independensi diri di tema Mulat Saliro ini. Yang sedang dalam perjalanan menikmati suasana dimana kami anggap sebagai liburan keluarga, dengan duduk bersama malam hari ini. Terlibat dalam proses mencari kedaulatan diri. Lantas siapa yang kalian tunggu dalam kesetiaan? Kecurigaan seketika menyeruak dalam prasangka. Terlebih dengan kesendirian dan kesunyian mereka yang pasti dirasakan diluar suasana ini. Apakah Tuhan, yang kalian maksud dalam lantunan ‘Seisi Hati’-mu?

Lainnya

Rembug Langkah Maiyah Organisme

Rembug Langkah Maiyah Organisme

Orang berilmu belum tentu faham tentang ilmunya. Orang faham belum tentu Arif dengan pemahamannya. Orang Arif belum tentu berjiwa Mengasuh. Mengasuh belum tentu santun.

Majelis Gugur Gunung
Gugur Gunung