Bersama Kesulitan Ada Kemudahan (1)
Ada beberapa ungkapan yang populer di tengah masyarakat berkaitan dengan kesulitan dan kemudahan. Antara lain, “sesudah kesulitan ada kemudahan”, “habis gelap terbitlah terang”, “badai pasti berlalu”. Ungkapan-ungkapan bijak ini membantu banyak orang untuk tidak pesimis dalam menghadapi kesulitan dan tetap memiliki harapan untuk datangnya kemudahan.
Al-Qur`an sendiri memberikan rumus atau kaedah yang lebih dahsyat, sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Insyirah: “Fainna ma’al ‘usri yusra, inna ma’al ‘usri yusra” (Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan). Rumus kehidupan dari Al-Qur`an ini menegaskan bahwa “bersama kesulitan ada kemudahan”, bukan “sesudah kesulitan ada kemudahan”. “Di dalam kesulitan ada kemudahan, di dalam gelap ada cahaya”. Kesulitan yang dihadapi oleh seseorang bisa jadi justru merupakan jalan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik.
Dalam penerapannya, rumus atau kaidah kehidupan ini diperkuat dengan kaidah lain dalam Al-Qur`an, surat Al-Baqarah 216: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Kaidah ini diperjelas lagi maknanya dalam ayat 19 surat An-Nisa` 19: “Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.
Ahmad Fuad Effendy