CakNun.com

Workshop Desain Visual Publikasi Maiyah

Kenduri Cinta
Waktu baca ± 4 menit

“Jadikan Maiyah sebagai beban dalam setiap proses pembuatan desain Poster Maiyahan”, begitulah yang disampaikan oleh Erik Supit dalam salah satu sesi Workshop Desain Visual Publikasi Maiyahan akhir pekan lalu yang diselenggarakan oleh Komunitas Kenduri Cinta.

Komunitas Kenduri Cinta melaksanakan Workshop Desain Visual Publikasi Maiyah yang diikuti oleh pengampu Desain Visual Publikasi Maiyahan dari Penggiat Simpul Maiyah. Sebanyak 14 orang perwakilan dari beberapa Simpul Maiyah hadir dalam Workshop yang dilaksanakan di Aula SMKN 27 Jakarta ini. Workshop ini dilaksanakan pada 7-8 April 2018.

Selain dari Penggiat Kenduri Cinta sendiri, beberapa Penggiat Simpul Maiyah yang hadir adalah; Bangbang Wetan, Juguran Syafaat, Maiyah Kanoman, Lingkar Daulat Malaya, dan Pamengkeut Asih. Mereka yang hadir adalah Penggiat yang bertanggung jawab dalam proses pembuatan Poster Maiyahan di Simpul Maiyah-nya masih-masing. Mereka datang dengan spirit yang sama, dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka melakukan sesuatu yang barmanfaat di Maiyah.

Apa maksud dari “Jadikan Maiyah sebagai beban”? Maiyah adalah pusaka bagi kita sebagai Jamaah Maiyah, sehingga apapun yang kita lakukan di Maiyah, salah satu pijakan utamanya adalah bahwa kita membawa nama Maiyah. Tidak terkecuali dengan materi publikasi Maiyahan yang setiap bulan dirilis oleh setiap Simpul Maiyah, segala prosesnya harus bermula dari keberangkatan bahwa Maiyah adalah pusaka bagi mereka.

Ketika kita menempatkan sesuatu sebagai pusaka, maka kita tidak akan main-main dalam memperlakukannya. Dalam keluarga misalnya, Ibu adalah salah satu pusaka dalam keluarga. Sehingga kita tidak akan main-main jika urusannya berhubungan dengan Ibu. Bahkan kita siap mempertaruhkan nyawa kita jika ada yang berani menghina Ibu kita. Semaksimal mungkin kita akan memperjuangkan yang terbaik bagi Ibu.

Semangat itulah yang hendak dibangun oleh Erik Supit. Didapuk sebagai narasumber utama dalam Workshop kali ini. Ia menambahkan bahwa poster merupakan informasi visual awal yang akan dilihat oleh publik mengenai Maiyah. Yang harus menjadi target utama dari sebuah poster Maiyahan adalah publik yang masih awam dengan Maiyah. Sehingga, sebisa mungkin informasi yang disajikan oleh sebuah poster Maiyahan adalah informasi yang bisa diterima oleh publik dan mampu membuat penasaran bagi mereka yang masih belum mengenal Maiyah.

Beberapa teknik dasar, tips dan trik serta metode penyampaian informasi melalui sebuah Poster dipaparkan oleh Erik Supit. Bukan hanya sekadar praktek bagaimana membuat sebuah poster dengan menggunakan perangkat yang ada, namun yang menjadi materi utama dalam Workshop kali ini adalah bertukar pikiran mengenai konsep pembuatan poster Maiyahan di setiap Simpul Maiyah. Bukan dalam rangka menyeragamkan genre poster, melainkan memacu para desainer di setiap Simpul Maiyah untuk menemukan ciri khas-nya sendiri dalam membuat sebuah desain poster.

Ketika membicarakan sebuah materi publikasi hari ini, maka yang kita bicarakan adalah konten. Revolusi Informasi digital hari ini telah memberi pengaruh yang besar dalam peradaban. Orang akan tertarik kepada sebuah informasi visual yang menimbulkan rasa penasaran. Baik atau buruk kualitas desain dalam sebuah poster adalah sebuah relativitas masing-masing penilaian orang. Bisa saja sebuah poster itu dianggap buruk bagi sebagian orang, tetapi justru dinilai baik bagi orang yang lainnya. Dalam Workshop ini juga dipaparkan tentang bagaimana mengelola informasi yang tepat ke dalam sebuah poster.

Maka dari itu, sebuah poster hendaknya disajikan dengan sederhana dan tidak kompleks. Erik Supit menantang peserta workshop untuk mampu menyajikan informasi yang berkesan tentang Maiyah hari ini melalui sebuah poster. Karena di masa yang akan datang, poster-poster Maiyahan hari ini akan menjadi salah satu saksi sejarah dari Maiyah itu sendiri.

Seluruh peserta yang hadir dalam workshop ini sangat antusias. Mereka saling berbagi wawasan tentang teknik desain mereka masing-masing, juga menyampaikan kendala-kendala yang selalu mereka hadapi. Erik Supit sendiri menjadi mentor yang sangat tepat bagi mereka. Dengan segudang pengalamannya di dunia desain grafis, ia memberikan banyak wawasan dan berbagi pengalaman. Juga membantu para peserta yang kesulitan dalam proses pengolahan gambar visual.

Komunitas Kenduri Cinta memiliki konsentrasi penuh dalam pembangunan kapasitas para penggiatnya. Dengan mengagendakan workshop seperti ini, salah satu harapannya adalah bahwa para Penggiat Simpul Maiyah meningkat kapabilitasnya secara personal masing-masing. Komunitas Kenduri Cinta ingin mematahkan stigma masyarakat terhadap Jamaah Maiyah bahwa Maiyahan itu adalah datang ke forum diskusi, duduk, menyimak narasumber, ngopi, ngerokok, begadang sampai subuh. Tidak, Maiyahan tidak hanya sekadar itu saja.

Sejalan dengan apa yang dipesankan oleh Cak Nun, bahwa agar setiap Jamaah Maiyah segera menentukan di mana titik kecenderungan kemampuan dirinya, dan fokus untuk menguasai bidang yang memang menjadi ketertarikannya, sehingga benar-benar menjadi ahli dan pakar di bidangnya itu. Workshop yang diselenggarakan oleh Komunitas Kenduri Cinta ini adalah salah satu wadah untuk membuka kesempatan bagi Penggiat Simpul Maiyah untuk fokus di bidang yang memang menjadi spesialisnya.

Direncanakan, Komunitas Kenduri Cinta akan melaksanakan workshop-workshop lanjutan dalam tiga bulan ke depan. Harapannya, para Penggiat Simpul Maiyah yang lainnya memanfaatkan event yang dilaksanakan oleh Komunitas Kenduri Cinta ini sebagai arena untuk meningkatkan kompetensi di bidangnya masing-masing. (Red. KC)

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Exit mobile version