CakNun.com

Tuah Meratus

Mukadimah Syafaat Batangbanyu Januari 2018
Syafaat Batangbanyu
Waktu baca ± 2 menit

Tuah Meratus adalah satu kesatuan nilai nilai, guna menjaga keseimbangan cinta.

Tuah Meratus adalah dialektika antara kearifan lokal dan kearifan nasional, guna memfasilitasi dinamika cinta.

Pegunungan Meratus adalah Tuah itu sendiri.

Tuah Meratus merupakan kawasan pegunungan yang berada di tenggara Pulau Kalimantan serta membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua, membentang sepanjang ± 600 km² dari arah tenggara dan membelok ke arah utara hingga perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Secara geografis kawasan Pegunungan Meratus terletak di antara 115°38’00″ hingga 115°52’00″ Bujur Timur dan 2°28’00″ hingga 20°54’00″ Lintang Selatan.

Dengan demikian, keberadaan Pegunungan Meratus, tidak bisa tidak, sangatlah krusial bagi kebutuhan masyarakat, yang masyarakat tersebut tidak hanya yang berada di sekitarnya.

Karena pegunungan Meratus itu Tuah. Ia sebuah dimensi keramat yang menyimpan quwwah cinta. Ia Tuah Meratus! Dan ia malati! Kawa manulahi. Sebab Meratus adalah Ibu.

Tuah Meratus ini menjadi Ibu bagi 8 kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kabupaten Tabalong, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin.

Sedangkan di Provinsi Kalimantan Timur, Tuah Meratus menjadi Ibu bagi Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Barat bagian selatan.

Sementara di Provinsi Kalimantan Tengah, Tuah Meratus menjadi Ibu bagi sebagian kecil Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Barito Timur.

Pada sebuah koloni, Ibu yang dalam hal ini jua adalah Ratu, dinisbatkan sebagai pemimpin puncak bagi koloni.

Bila pihak lawan mampu menjatuhkan posisi Ratu dari singgasana koloni, maka tamatlah riwayat sejarah bangsa koloni yang bersangkutan.

Jika sang anak sudah sanggup tega membikin menderita Ibunya hingga menitikkan air mata, maka terkutuklah nasib sang anak itu di hadapan Tuhan.

Demikian halnya Tuah Meratus.

Tuah Meratus wajib dijaga, agar jangan sampai jatuh dari singgasana koloni, sehingga tamatlah sejarah bangsa ekosistem nilai-nilai dan ekosistem lingkungan hidup koloni.

Tuah Meratus wajib dijaga, agar jangan sampai menderita hingga menitikkan air mata, dari perlakuan barbar dekadensi moral yang dilegal-formalkan. Dari keserakahan yang diundang-undangkan. Dari perampokan yang disistem-beradabkan. Dst. Sehingga keniscayaan kutukan Tuhan yang berupa bencana banjir, longsor, kekeringan, kebakaran, tidak bisa tidak, akan menimpa anak-anaknya, yang telah sedemikian durhaka terhadap Tuah Meratus.

Meratus beserta Tuahnya jua ibu bagi masyarakat nasional!

Cobalah amati bentuk dan posisi koordinat Tuah Meratus, yang bentuknya memanjang menyisir sepanjang daerah daerah yang tidak jauh dari zona pantai.

Bentuk dan keberadaan Tuah Meratus mirip tanggul yang memang diciptakan khusus oleh Tuhan, untuk menahan gempuran, minimal resapan air laut.

Selain Tuah Meratus sendiri menyediakan anugerah kehidupan dan penghidupan bagi masyarakat–anak-anaknya–yang sungguh dicintainya.

Lalu Tuah Meratus, yang dalam hal ini adalah memuat keseimbangan cinta-Nya, hendak dikhianati?

Air susu kehidupan dan penghidupan Tuah Meratus, hendak dibalas dengan air tuba disekosistem nilai serta disekosistem lingkungan hidup dan alam?

Sehingga pengkhianatan air susu dibalas air tuba itu membutakan mata, bahwa Bandung-nya Kalsel yaitu Kota Barabai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ternyata menyimpan infrastruktur peninggalan Belanda, berupa saluran irigasi dengan diameter sebesar mobil minibus, yang letaknya berada persis di bawah alun-alun tengah kota, adalah memberi isyarat penegasan, bahwa kota apam itu adalah kota banjir.

Walaupun jika tanpa Tuah Meratus diberangus tuahnya. Apalagi diberangus! Maka Barabai yang tekstur kotanya persis seperti berada di tengah lantai mangkok, bisa jadi akan tergulung oleh air bah dari pegunungan Meratus yang tak lagi bertuah! (Imam Bukhori)

Lainnya

Exit mobile version