Tidak Tega
Mereka berebut lahan di tanah kehidupan, berebut buah di ladang penghidupan, berebut sawah di kampung kesempatan.
Aku berdiri termangu-mangu menatap mereka dari tepian.
Ada yang menggamit pundakku, “Kenapa kau tak ikut berebut?”
Aku kaget dan spontan menjawab: “Aku buruh di rumah pemilik sawah ladang itu, aku pembantu rumahtangganya”.
“Kenapa kau berdiri bengong di sini?”
“Beberapa kali aku berteriak kepada mereka bahwa sawah ladang itu bukan mereka punya, namun tak ada yang mau mendengarnya. Terkadang mau kuusir mereka, tapi hatiku tidak tega…”