CakNun.com

Teknologi Kesakralan

Liputan Singkat Sinau Bareng UTY, 16 April 2018
Redaksi
Waktu baca ± 3 menit

Sembari menunggu reportase lebih lengkapnya, Sinau Bareng di UTY dalam rangka peringatan Israk dan Mikraj Nabi Muhammad Saw semalam membubuhkan satu dua hal menarik yang baiknya jangan lepas dari catatan.

Ialah kami merasakan dan melihat bahwa ikromudh dhuyuf dari UTY sebagai sohibul hajat dan penyelenggara kepada para tamu atau jamaah yang berdatangan sangat bagus. Sejak sore para karyawan telah menyiapkan suguhan minuman air mineral dan snack yang dibungkus plastik yang akan mereka berikan kepada setiap jamaah yang datang dan segera mengambil tempat duduk lesehan. Parkir yang disediakan di dalam kompleks kampus ini pun gratis.

Tak hanya itu, saat menanti mulai dibukanya acara, beberapa personel KiaiKanjeng terlihat sedang ngobrol akrab dengan panitia. Kok tahu? Di lehernya terkalung ID Card panitia dan pakai seragam baju putih. Mereka sepertinya memang tak ingin tamu-tamu yang dimuliakan ini tidak terlayani dengan baik. Tampak bahwa momentum Sinau Bareng menjadi wadah untuk saling memberikan yang terbaik di antara individu-individu yang ada di dalamnya.

Sementara itu, tingkat kehadiran para mahasiswa dan mahasiswi UTY sendiri dalam mengikuti Sinau Bareng ini cukup tinggi. Pasti mereka jarang bolos kuliah. Dan ini, apa yang tampak pada diri mereka malam itu kiranya mengafirmasi penjelasan Ketua Yayasan Darma Bakti Iptek Hasan Iskandar dan Rektor UTY Bambang Murjono bahwa kampus ini dijalankan sehari-harinya dengan dilingkupi suasana keagamaan yang baik, dan itu tidak eksklusif, melainkan berbaur dengan masyarakat di sekitar UTY.

Satu pendapat sosiologis mengatakan bahwa dunia terbagi menjadi dua: sakral dan profan. Dan itu juga menyifati hubungan antar individu maupun kelompok. Hubungan antar orang yang diwarnai kasih-sayang, saling menghormati, penuh solidaritas, mengedepankan penerimaan, saling percaya, saling mengamankan, dll itu termasuk dalam sifat-sifat yang sakral. Di dalam perjumpaan Sinau Bareng, nilai-nilai demikian disebut atau tidak selama ini menjadi orientasi nilai sosial yang diacu.

Maka demikianlah pula interaksi, sajian, kebersamaan, dialog yang berlangsung di panggung, mulai dari keindahan kolaborasi bernyanyi, suara musik, kemesraan, dan penimbaan ilmu adalah hal-hal yang bukan saja menu acara melainkan kesakralan yang mengalir ke dalam diri siapapun yang hadir.

Sinau Bareng dipandu Mbah Nun sedemkian rupa agar setiap yang dilakukan di dalamnya dapat menjangkau sakralitas. Mbah Nun selalu mengupayakan itu, sehingga Sinau Bareng bisa dilihat sebagai pengolahan atau teknologisasi menuju kesakralan, dalam pengertian di atas tadi. Kesakralan berupa nilai-nilai baik dan mulia yang merajut hubungan antarmanusia.

Para mahasiswa UTY yang majoring-nya memelajari sains dan teknologi, meski ada beberapa program studi nonteknologi di kampus ini secara langsung memeroleh perluasan pengertian dan satu hakikat dari teknologi itu sendiri. Apalagi Ketua Yayasan sejak awal bicara telah menegaskan bahwa teknologi tak boleh atau tak bisa dipisahkan dari akhlak. Melalui cara pandang tertentu, Mbah Nun mengantarkan contoh praktik akhlak di antaranya pentingnya meletakkan ilmu dalam kerangka kearifan, tafsir dalam kerangka tadabbur, meyakini kebenaran pandangan sendiri tanpa menyalahkan orang lain, dan tidak eyel-eyelan pada wilayah relativitas.

Itulah beberapa butir fondasi akhlak dalam melihat dan meyakini pandangan yang kita pegangi sebagai kebenaran yang disampaikan Mbah Nun kepada para mahasiswa dan hadirin semalam.

Kurang lebih menjelang pukul 01.00 dinihari, acara telah selesai. Keluar dari area parkir dari beberapa titik, motor-motor berantre panjang, bergerak sedikit demi sedikit. Semuanya berjalan rapi, dari jalan yang tak jauh beda lebarnya dengan gang, tak satupun motor menyentuh motor di depannya, karena semua pengendaranya berlatih presisi.

Bahkan dalam jalan yang sama, simpangan dari dua arah dalam rambatan itu masih dimungkinkan. Semua motor yang keluar, salah satunya menuju jalan besar Ringroad Utara, berjalan tertib. Mereka yang hendak kembali ke tempat masing-masing itu terutama bukanlah massa, melainkan adalah subjek-subjek individu yang memiliki nilai-nilai.(hm)

Lainnya

Topik