Tapi Aku Mencintaimu (7)
Sebagaimana kualami sejak kanak-kanakku
Setiap ‘Ied datang, aku sembunyi dalam sepi dan bisu
Hatiku menggigil, telinga jiwaku dirusak
Allah sangat hadir tapi ditutupi oleh suara gaduh berderak-derak
Sejak hari-hari menjelang Idul Adlha
Kucari di mana dua kekasih-Nya berada
Bapak macam apa yang tega hati menyembelih anaknya
Betapa mungkin ia mantap memenuhi perintah membunuh putranya
Tidaklah karena iman dan kepatuhan kepada Tuhan
Maka ia boleh membuang rasa kemanusiaannya
Adakah seorang sastrawan di antara kita, yang mampu menggambarkan
Betapa iman dan keikhlasan tidaklah berlangsung datar tanpa guncangan
Ya Allah Maha Tuan Rumah kalbu semua hamba
Kualami 66 Idul Adlha tanpa Ibrahim dan Ismail padanya
Tidak juga maknanya, bayangan atau kelebatan hakikatnya
Tetapi aku mencintai mereka semua, meskipun dukaku tak sampai padanya
#SGKN201901, 24