Tampang Presiden
Bapak Capres dan Cawapres hendaklah belajar sendiri-sendiri atau Sinau Bareng untuk mencapai kemampuan senantiasa berkata dan bertindak proporsional, tepat, akurat, dengan tingkat presisi setinggi mungkin.
Sebab yang akan Anda pimpin itu manusia, bukan benda, materi atau barang. Manusia adalah miniatur Tuhan, dengan kelengkapan dan keutuhan. Seluruh kandungan semesta ada pada manusia, sementara anasir utama kemanusiaan — misalnya hati, nurani, harga diri, akal, muru`ah, derajat, martabat dll — tidak dikandung oleh alam.
Hanya ahsanu taqwim manusia yang mampu membedakan antara wajah, pasuryan, rai, dapur, tampang atau prèjèngan.
Pemimpin bahkan wajib bisa meletakkan setiap kata itu pada presisi sosial, budaya, politik, psikologis, atmosfer dan nuansa.
Kata asu, dobol, diamput dll bisa saja menggembirakan dan menambah kemesraan: kalau diletakkan pada presisi kemanusiaan dan bebrayan yang tepat, yang memperhitungkan keseimbangan dan harmoni atau keselarasan.
(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)