CakNun.com

Sang Purnama Sidhi, Keluwesan Memperluas dan Mempersempit Jarak Pandang

#65TahunCakNun
Yudi Rohmad
Waktu baca ± 10 menit

Perhitungan Kalender Jawa

Kalender Jawa dan Kalender Hijriyah sama-sama Kalender Lunar. Karena disusun berdasarkan peredaran rembulan (lunar, qomar, candra). Namun kedua kalender ini tidak selalu sama tanggalnya. Karena ada perbedaan siklus windu Jawa dan Hijri (Arab). Siklus windu dalam Kalender Hijri adalah 30 tahun. Sedangkan siklus windu dalam Kalender Jawa hanya 8 tahun, yaitu pada tahun ke-2, 5, dan 8. Sehingga dalam 1 windu Jawa (8 tahun, 96 bulan) terdiri dari (5 × 354) + (3 × 355) = 1.770 + 1.065 = 2.835 hari.

Jumlah hari dalam 1 windu Jawa ini sama dengan 81 kali weton, atau 81 × 35 = 2.835 hari. Artinya, setiap 8 tahun akan berulang hari, pasaran, tanggal, dan nama tahun yang sama. Bahkan setiap 32 tahun (4 windu) akan berulang hari, pasaran, tanggal, nama tahun, dan nama windu yang sama, yang kemudian disebut dengan istilah Tumbuk Alit.

Contoh, Mbah Nun lahir pada weton Kemis Pahing tanggal 15 Pasa 1884 tahun Ehe windu Sangara. Maka ultah ke-32 juga bertepatan dengan Kemis Pahing tanggal 15 Pasa 1916 tahun Ehe windu Sangara. Sedangkan yang disebut Tumbuk Ageng adalah siklus dua kali Tumbuk Alit atau 64 tahun (8 windu).

Dengan hanya mengambil siklus windu 8 tahun, maka rerata selisih usia bulan Kalender Jawa dengan siklus sinodis adalah +0,000661147 hari (57,123 detik) per bulan, atau selisih +0,007933764 hari (11 menit 25,477 detik) per tahun. Selisih ini menjadi +1,007588028 hari dalam 127 tahun. Artinya, dalam 127 tahun Kalender Jawa sudah kelebihan atau terlambat 1 hari 0 jam 10 menit 55,606 detik dari peredaran bulan yang sebenarnya.

Oleh karena itu, sebelum tahun ke-127 Kalender Jawa harus sudah dikoreksi –1 hari, yaitu pada tahun ke-120. Karena tahun ke-120 adalah kelipatan windu terakhir sebelum selisih Kalender Jawa dan Siklus Sinodis mencapai 1 hari lebih. Penentuan titik koreksi di akhir windu bertujuan agar rumus dan hafalan Kalender Jawa tetap terjaga keteraturan dan kesederhanaannya. Pada tahun ke-120 pula secara aritmatis Kalender Jawa sudah kelebihan 1 hari dibanding Kalender Hijri. Dalam 120 tahun Kalender Hijri ada 44 tahun kabisat (42.524 hari), sedang Kalender Jawa ada 45 tahun kabisat (42.525 hari).

Koreksi –1 hari pada Kalender Jawa dilakukan pada tahun ke-120 (tahun ke-8 dari kelipatan 8). Yaitu tahun Jimakir, yang asalnya tahun ini terhitung sebagai tahun kabisat (usia tahun 355 hari karena usia bulan ke-12 adalah 30 hari) dikurangi 1 hari di usia bulan Dzulhijjah/Besar pada tahun Jimakir menjadi 29 hari. Sehingga usia hari Kalender Jawa selama 15 windu (120 tahun) = (15 × 2.835) – 1 = 42.524 hari. Jumlah ini sama dengan Kalender Hijri selama 4 windu, yaitu 4 × 10.631 = 42.524 hari.

Koreksi –1 hari setiap 120 tahun ini membuat hari awal tahun Alip maju 1 hari, sehingga periode koreksi 120 tahunan ini disebut Salin Kurup (ganti huruf). Karena kurup atau huruf awal tahun berganti, tidak lagi sama dengan tahun Alip sebelumnya. Saat ini, kita masih hidup di Kurup Asapon (Alip Selasa Pon). Artinya, delapan tahun sekali, setiap tahun Alip diawali pada hari Selasa Pon, dan masih akan terus berlangsung sampai akhir tahun 1986 Jawa (25 Agustus 2052 Masehi). Jika kita hitung mundur, sejak jaman Sunan Ampel sampai sekarang telah berlangsung enam kurup.

Periode Kurup Kalender Jawa

Yudi Rohmad
Jamaah Maiyah asal Bojonegoro. Pegiat Maiyah Relegi Malang. Menekuni Kamus Al-Quran, Kalender Nusantara, Psikologi Pendidikan, dan Teknologi Pembelajaran. Menulis “Quranic Explorer (Kamus & Indeks Al-Quran)” 2000-2017 dalam asuhan Cak Fuad sejak tahun 2000.
Bagikan:

Lainnya

Kalender Jowo Digowo, Kalender Arab Digarap, Kalender Barat Diruwat

Kalender Jowo Digowo, Kalender Arab Digarap, Kalender Barat Diruwat

Ungkapan “Jowo digowo, Arab digarap, Barat diruwat” tidak hanya berlaku di bidang sosial budaya, tetapi juga di bidang eksakta, misalnya dalam hal perhitungan matematis kalender. Bukti dari unen-unen tersebut juga dapat kita lihat pada perhitungan matematis pada ketiga kalender yang telah kita kenal, yaitu kalender Jawa, kalender Hijri dari Arab, dan kalender Masehi dari Barat.

Yudi Rohmad
Yudi Rohmad