CakNun.com

Revolusi Sebatang Jerami

Toto Rahardjo
Waktu baca ± 1 menit

Masanobu Fukuoka, penasehat ahli pertanian Jepang yang frustasi justru pada saat Jepang ada di puncak teknologi modernisasi pertanian—dia memilih kembali ke kampung halamannya bertani secara tradisi.

Bertahun-tahun tak ada orang yang peduli pada gagasan dan apa yang dilakukan Fukuoka yang unik itu. Hanya sedikit orang saja di Jepang mengenal metodenya. Tahun 1975 ia menulis buku berjudul “Revolusi Sebatang Jerami”, yang kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa. Sejak bukunya terbit kemudian dia banyak diminati oleh berbagai kelompok yang bersemangat mempelajari sikap “baru”-nya yang aneh dalam cara bercocok tanam itu.

Namun jagat pertanian di Jepang, pada akhirnya tak beda yang dialami Indonesia, sulit berkelit dari jangkauan tangan-tangan modal dengan jargon modernisasi pertanian akan meningkatkan swa sembada pangan di setiap negara.

Petani menjadi tidak berdaulat atas profesinya, plasma nuftah berangsur-angsur punah, dan pestisida serta insektisida menghancurkan tatanan ekosistem—Manusia meremuk-redamkan kuasa alam.

KiaiTohar

Toto Rahardjo
Pendiri Komunitas KiaiKanjeng, Pendiri Akademi Kebudayaan Yogyakarta. Bersama Ibu Wahya, istrinya, mendirikan dan sekaligus mengelola Laboratorium Pendidikan Dasar “Sanggar Anak Alam” di Nitiprayan, Yogyakarta
Bagikan:

Lainnya

Pertanian Artifisial

Pertanian Artifisial

Pernah ada suatu masa ketika Jepang pertama kali sedang gencar-gencarnya dengan modernisasi pertanian.

Toto Rahardjo
Toto Rahardjo

Topik