CakNun.com

Putih Abu-abu Mencintai Nabi, Itu Keren

Liputan Sinau Bareng CNKK di SMK Tunas Harapan Pati, 11 Desember 2018
Muhammad Zuriat Fadil
Waktu baca ± 2 menit

Selasa 11 Desember 2018 M, Sinau Bareng digelar di SMK Tunas Harapan, di Pati. Sinau Bareng adalah bagaimana kita mengelaborasi, mengkristalkan titik-titik cinta kita pada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Generally, urusan cinta-mencintai Kanjeng Rasul seringnya jadi wilayah pembahasan kaum tua. Seolah di masyarakat kita ada kesadaran bahwa pengenalan pada Kanjeng Rasul adalah pemahaman spiritual-spiritual esoterisme yang hanya menarik ketika usia sudah beranjak redup senja. Atau andai pemuda, biasanya menjadi ranah kaum santri, sarungan di pondok-pondok. Kalaupun ada mencuat sesekali narasi kecintaan terhadap Nabi, biasanya pada pop-culture menjelang Idul Fitri. Selebihnya, rasa cinta itu sembunyi malu-malu.

Tapi dalam Sinau Bareng kecintaan pada Kanjeng Rasul Saw bukan sekadar urusan spiritual ma’rifat sufi-sufian dengan term baku. Dia dibuktikan, dihadirkan dalam kurikulum, dilebur dalam kemesraan, cara, gerak, olah tubuh. Baik spiritual, mental, maupun intelektual, kalau kita dikotomiskan Kanjeng Rasul dihadirkan dalam setiap gejala dan wilayah kesadaran.

Simaklah kegembiraan yang terpancar ketika workshop-workshop digelar di SMK Tunas Harapan. Tidak ada dikotomi siswa(i) rohis maupun yang non-rohis. Semua melebur, mencari idola terkeren mereka sepanjang masa. Ini usia di mana menjadi keren adalah segalanya.

Workshop tentang ekspresi dan gerak tubuh yang dibimbing oleh Pak Jokam disarikan oleh Mbah Nun agar para pemuda “tidak malu untuk berbuat hal-hal yang tidak berdosa dan tidak melanggar etika”. Sekali lagi, secara umum pola pendidikan kita seringnya menjinakkan potensi keliaran berpikir. Namun dalam Sinau Bareng, keliaran itu justru ditumbuhsuburkan asal pada tempatnya. Ekspresi dan gerak-gerak lucu, tawa bersambung-sambung ceria.

Tiga kelompok lain yang memang berniat untuk menggali lebih pada intelektual-spiritual atau spiritual-intelektualnya diberikan 10 pertanyaan oleh Mbah Nun mengenai hal ihwal hidup manusia Rasul Muhammad Saw. Ini pertanyaan yang sifatnya home work sepanjang masa. Boleh dijawab sekarang, boleh nanti malam, boleh besok, boleh tahun depan, bahkan bertahun-tahun menjelang. Sebab, kita tidak pernah berhenti mencari sehari-sehari ya Kanjeng Nabi kita.

Sepuluh pertanyaan itu, di antaranya apa identitas Muhammad Saw, bidang ekspresi beliau, apakah beliau militer, sipil, seniman, budayawan, filsuf, pendekar dll. Kemudian dilanjut dengan bagaimana perbedaan Muhammad sebagai Nabi dan sebagai Rosul? Beliau adalah pemimpin orang Islam atau pemimpin manusia? Benarkah beliau berpoligami? Apa yang dikagumi dan apa yang tidak disepakati dari hidup Muhammad Saw? Apakah bila Muhammad Saw tidak pernah lahir, manusia (kita) akan saling menyakiti, membunuh dan mencurahkan?

Semua pertanyaan tersebut ternyata memang memantik keinginantahuan usia muda para siswa-siswi. Terlihat dari usaha mereka untuk menjawab satu demi satu pertanyaan yang diajukan. Benar? Salah? Kita tidak sedang diajarkan soal benar dan salah saja, tapi bagaimana martabat dalam pencarian dan stamina untuk berjuang dalam hidup selalu terasah dengan role model yang satu-satunya layak dijadikan idola. Sinau Bareng, usaha untuk mencintai Muhammad Saw dengan murni dan sejati, begitu itu keren.

Lainnya

Exit mobile version