Puasa Penghayatan Kelas
Puasa belum benar-benar pernah dipahami dan dihayati lebih luas dari kasus individual per-Muslim. Bahkan dalam kasus perilaku dan akhlaq individual pun puasa tidak kunjung diperdalam pemaknaanya. Bahkan secara naif puasa seperti diambil alih oleh golongan Muslimin kaya harta untuk menghayati nasib dan kehidupan Muslimin yang miskin dan tidak sejahtera. Ramadlan menjadi bulan untuk melampiaskan rasa kasihan golongan kaya kepada golongan miskin. Kaum Muslimin yang fuqara dan masakin seolah-olah tidak ikut memiliki puasa Ramadlan, karena mereka tidak perlu “menghayati rasa lapar” di antara sesama mereka. Diam-diam puasa Ramadlan menjadi arena penghinaan kelas kaya atas kelas fakir miskin.