Perjalanan Manaraturrahmah di Bumi Mandar


Mentari pagi hari Jum’at telah terbit di ufuk timur. Sinarnya menghangatkan badan. Teman-teman Jamaah Maiyah yang semalam berbaur bersatu bersama BCS Sleman Sinau Bareng tetap bangun pagi kembali dengan kesegaran dan sebagian sudah bersiap-siap bergegas ke tempat kerja masing-masing. Waktu terus bergulir. Di dalam padatnya agenda bulan April ini, lusa Minggu Malam Mbah Nun dan KiaiKanjeng terjadwal bertolak menuju Mandar Sulawesi Barat.
Dua buah acara Ngaji Bareng telah menanti di sana. Senin 9 April 2018 Ngaji Bareng di Anjungan Pantai Manakkara Mamuju dan Selasa 10 April 2018 Ngaji Bareng di Stadion Prasamya Majene. Keduanya diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulbar bekerja sama dengan Pemkab Mamuju dan Pemkab Majene.
Dan satu lagi, yang bisa dikatakan puncak rohani perjalanan kali ini adalah silaturahmi dengan al-Mahbubah Bunda Cammana di Tinambung serta temu rindu dengan segenap teman-teman Jamaah Maiyah Mandar mulai dari generasi awal hingga generasi paling mudanya.
Mbah Nun dan KiaiKanjeng sendiri menyebut perjalanan ke Mandar pada 2018 kali ini dengan Manaraturrahmah. Artinya menara kasih sayang. Mengapa diberi nama seperti itu? Karena Mbah Nun dan KiaiKanjeng merasa bahwa telah panjang dan mendalamnya persaudaraan dengan Mandar, yang dalam sejarah dan semesta Maiyah tergolong paling awal, tidak mungkin berlangsung jika bukan karena tingginya kasih sayang Allah Swt. Ibarat dunia seluler, menara BTS kasih sayang Allah menjulang tinggi di sana.
Siapapun di antara sahabat-sahabat di Mandar pasti membenarkan yang dikatakan Mbah Nun. Dan ini membuat selalu bersemayam rasa kangen untuk selalu berjumpa, dalam balutan cinta kepada Allah Swt dan Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Sampai ketemu di sana ya!. (hm)