Pengantin Kebusukan
Mustahillah terdapat kemungkinan
Aku diterima menjadi pengantin Tuhan
Hanya dengan puasa Ramadlan
Di mana ibadah kupamer-pamerkan
Serta dengan Idul Fithri
Yang dihari-rayakan tanpa kedalaman
Yang diperjual-belikan dengan pemalsuan
Andaikan para Malaikat tidak disebar
Di malam-malam seribu bulan
Untuk menaburkan wewangian
Aku hanyalah onggokan kebusukan
Tetapi karena Ramadlan menebar keharuman
Pikiranku teguh dan hatiku penuh keyakinan
Bahwa tak ada yang lain padaku selain kebusukan
Busuk hawa badanku, busuk bau mulutku
Dengan itu ku-busuk-kan Negara dan Bangsaku
Kunafsui, kukejar, kutumpuk segala sesuatu
Yang akan pasti berakhir menjadi kebusukan
Zaman demi zaman adalah program pembusukan
Kupimpin sejarah dengan menjual kebusukan
Yang kucitrakan sebagai wewangian