Pahlawan Kepagian
Pahlawan menjadi seorang pahlawan karena suatu alasan. Kebanyakan, legitimasi kepahlawanan adalah karena dia telah berjasa, telah berbuat sesuatu.
Ada jenis pahlawan yang menjadi pahlawan tidak karena berbuat sesuatu, tetapi justru tidak berbuat sesuatu.
Kepahlawanan dinilai dari perjuangan yang telah diistiqomahi. Ada orang yang mampu melakukan sesuatu kebaikan, misalnya melawan dan menghancurkan kebatilan, dengan perjuangan yang tak kenal lelah. Dia berhasil berbuat sesuatu, jasanya akan dikenang, dan tentu orang-orang akan mengenang sebagai pahlawan.
Ada orang yang semasa, hidup di zaman kebatilan, tetapi dia tidak mampu melakukan sesuatu pun, yang dilakukannya adalah dia berjuang sampai mati untuk tidak ikut ikutan melakukan kebatilan. Dia tidak berjasa, tapi dia istiqomah dengan nilai keyakinan yang dia penuhi sampai mati tanpa terseret arus kebatilan.
Seorang Walikota yang mampu menutup tempat pelacuran, dan membawa kebaikan bagi masyarakat, mungkin menjadi pahlawan dalam catatan sejarah. Seorang penjual warung kopisusu, yang kebetulan perempuan dan berjualan di tempat pelacuran, tetapi tidak tergoda untuk nyemplung ke dunia pelacuran, mungkin dia adalah pahlawan bagi keluarganya.
Kepahlawanan ada kalibernya, jika Anda tidak mampu melakukan sesuatu jasa besar kepada masyarakatmu, perjuanganmu memegang prinsip, nilai, keyakinan untuk tidak menambah ruwet masyarakatmu, adalah jenis kepahlawanan yang lain.
Hari-hari ini, orang-orang mempromosikan dirinya untuk dipilih menjadi pemimpin, menjadi wakil masyarakat. Atas dasar apa kita menentukan pilihan kita? Kepahlawanan menjadi salah satu tawaran parameter. Seberapa berjasa mereka, seberapa istiqomah perjuangan mereka meniti prinsip/nilai/keyakinannya.
Pahlawan kepagian adalah orang-orang yang belum berjasa apa apa, belum memperjuangkan sesuatu, tetapi paling keras mempromosikan dirinya. Gambang Syafaat edisi November ingin mengajak kita menjadi pahlawan pada level dan kalibernya masing-masing juga mewaspadai klaim klaim pahlawan kepagian.