CakNun.com

Mikul Bondho Mendem Ilmu

Mukadimah Semesta Maiyah Maret 2018
Semesta Maiyah
Waktu baca ± 2 menit

Mikul Bondho

Mikul atau nyengkuyung adalah meletakkan satu beban dan diletakkan di bagian pundak. Sedangkan Bondo adalah harta benda atau materialisme. Dan yang menjadi beban di pundak manusia sekarang itu adalah tekanan-tekanan materi keduniaan, tuntutan untuk mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya, atau jabatan setinggi-tingginya. Dari tekanan tersebut jutaan manusia berprilaku keseharian mencapai target-targetnya hingga tidak menyadari iklim atau atmosfer yang tercipta adalah peradaban baru, lahirnya manusia “modern” dengan pandangan hidup bahwa kemuliaan dari hidup adalah pengumpulan harta benda melimpah dan jabatan tinggi.

Orang bisa membeli status kemuliaan hidup dengan uang, orang bisa selamat dari hukuman yang semestinya dia dapat dengan uang. Orang bisa menjabat suatu posisi penting di struktural pemerintahan dengan uang. Kebiasaan yang bernuansa kesadaran, tolok ukurnya adalah uang. Peradaban persaingan agar dapat materi menjadi gaya hidup baru. Kelompok, organisasi, partai saling bersaing untuk mewujudkan keadilan tahayul, kebaikan tahayul. Saling menjegal, saling menjatuhkan, saling melaporkan adalah akibat baru dari zaman jahiliyah baru.

Mbah Nun pernah mengatakan bahwa, “Orang sekarang lebih memilih telanjang asalkan perut kenyang daripada berani lapar asal tidak telanjang”. Bahwa kaya lebih penting dari martabat hidup, tidak masalah mencuri hak rakyat asal naik mobil mewah, tidak masalah menyuap asal mendapat jabatan istimewa. Peradaban dimana meletakkan “bondo” di pundak telah dihadapkan di sekeliling kita.

Mendem Ilmu

Banyak hadits nabi yang menjelaskan tentang ancaman-ancaman orang yang memendam atau menyembunyikan ilmu kepada orang yang membutuhkan. Dari dasar pemahaman “Al-‘ilmu Nurun”. Bahwa ilmu adalah cahaya yang menerangi kepada orang yang dalam kegelapan agar tercerahi dan mendapat satu pencerahan dikemudian hari selanjutnya. Satu pentadabburan dari hadits nabi tentang ancaman adalah ada dua unsur yakni orang yang butuh ilmu dan punya ilmu. Dan ketika yang butuh tidak diberi sebuah pencerahan maka yang terjadi adalah ancaman bagi yang mempunyai ilmu tersebut.

Di masa sekarang sebenarnya kalau hanya sekadar mempunyai ilmu untuk memahami sesuatu, boleh dikatakan manusia sekarang sudah banyak hal yang diketahui, terlepas dari pengamalannya. Jadi permasalahan untuk memendam atau mengubur ilmu sedikit minor. Tetapi lahir masalah baru adalah mendhem ilmu atau mabuk ilmu artinya ketidaksadaran bagi penyandang ilmu memahami hakikat ilmu sebagai perangkat untuk mencahayai. Lahirnya perdebatan untuk adu argumen, perang pendapat atas ilmu-ilmunya bukan lagi untuk menambah ilmu bagi yang membutuhkan tetapi atas dasar kemenangan dan kepentingan.

Dan bagaimanakah langkah kita untuk menyikapi persoalan “Mikul Bondo Mendhem Ilmu” bagi kita agar tidak ikut terjerumus di pusarannya dan bagaimana langkah kita agar bisa menjauh dari pusaran-pusaran peradaban Jahiliyah modern agar anak anak cucu kita terselamatkan.

Lainnya

Mosok Dijajah Terus Ker?

Mosok Dijajah Terus Ker?

21 April 2015, dinginnya kota Malang tak mengurungkan niat dulur-dulur Maiyah Rebo legi untuk tetap berkumpul di beranda masjid An-Nur Politeknik Negeri Malang.

Nafisatul Wakhidah
Nafisatul W.
Exit mobile version