Manusia Itu Ketiadaan
Tatkala Rasulullah Muhammad saw menjawab pertanyaan tentang Rukun Islam, “syahadata an la ilaha illallah...”, kita menyangka itu sudah berposisi Hari Raya, sudah Fitri dari segala pemaknaan Islam. Padahal ia baru gerbang pembuka pemahaman dan penghayatan. Ia baru awal mula pengembaraan ilmu bahwa hakekat maqam kemakhlukan manusia adalah kerak dari puasa: ketiadaan, kelaparan, ketelanjangan, gelandangan. Ia adalah awal pintu pengetahuan bahwa posisi sejati manusia hanyalah hampa dan sunyi. Hanya saja Allah menyayangi mereka dan melimpahkan berkah yang tiada tara.