CakNun.com

Maiyah, Umbah-Umbah

Catatan Majelis Ilmu Suluk Surakartan, 29 Juni 2018
Suluk Surakartan
Waktu baca ± 6 menit

Tapi itulah misteri. Kenyataan kebenarannya seperti apa nanti masih menjadi misteri. Bagi saya, kalau memang itu misteri, biarlah tetap menjadi misteri. Sama misterinya dengan kehamilan istri saya. Saya masih sering bertanya-tanya. Kok hamil? Hampir empat tahun saya menunggu. Saran dan masukan dari teman, saudara, dan handai taulan saya turuti. Namun tak jarang pula saya mengalami kekecewaan demi kekecewaan karena tak segera membuahkan hasil.

Jadi kalau saya ditanya, “Lho program hamilnya dimana?”, atau “Bagaimana sih caranya biar segera punya keturunan? Minum jamu apa? Dokternya dimana?”. Jawaban saya sama, “Saya tidak tahu sama sekali. Karena memang benar-benar tidak tahu. Benar-benar di luar kekuasaan saya sebagai penghuni planet Bumi. Kami baru memiliki niat untuk melakoni serangkaian program hamil. Cek laboratorium, cek sperma. Yang penting tetap jaga hasrat untuk berhubungan.”

Sebelum menyalakan motor, istri kembali bertanya,

“Jadi ke Suluk Surakartan?”

Dan malam itu juga, hari Jumat, 29 Juni 2018, ketika waktu sudah menunjuk hampir jam sembilan malam, saya meluncurkan diri menuju Rumah Maiyah Solo yang terletak di kawasan Tanjung Anom, kabupaten Sukoharjo, Solo Raya, Jawa Tengah, Indonesia, Asia Tenggara, Asia, Planet Bumi, galaksi Bima Sakti.

Ketika saya datang ke lantai dua di pabrik meubel itu, lebih kurang dua puluh orang jamaah sudah hadir. Segera mas Rafi dan mas Toni mengajak jamaah untuk mengaji surah Al Baqarah ayat 62 sampai selesai. Disusul dengan pembacaan sholawat Nariyah. Istri saya sering kalau jalan-jalan pagi sholawatan memakai Sholawat Nariyah. Istri saya hafal. Saya tidak hafal sama sekali. Namun, rasanya malam itu istri saya ikut maiyahan. Terima kasih sholawat Nariyah.

Menurut para penggiat, salah satu keunikan Maiyah Suluk Surakartan adalah jamaah yang hadir setiap bulannya selalu silih berganti. Yang bulan ini datang, besok belum tentu datang lagi. Banyak ditemukan wajah-wajah baru. Sebagian besar mengaku mendapat informasi dari media sosialnya Suluk Surakartan. Mereka mengikuti maiyah melalui Youtube. Dan sesi awal ini dimanfaatkan untuk proses ta’aruf. Saling mengenal satu dengan yang lain.

Malam menjelang, jamaah diminta merapat. Jamaah yang hadir bertambah. Mungkin dua kali lipat dari sebelumnya. Proses penggalian tema dilakukan di sesi kedua.

Maa adroka ma Suluk Surakartan.” Begitu tema maiyahan malam itu.

Lainnya

Topik