CakNun.com

Listrik Padam Tetap Guyub Rukun

Liputan Sinau Bareng CNKK di Desa Ngelang, Magetan, 29 November 2018
Muhammad Zuriat Fadil
Waktu baca ± 2 menit

Internasionalisme sedang tersaji, setelah bakat dari Desa Ngelang sendiri yang bernama Mbak Aprilia meyuguhkan indahnya nada-nada Jawa Campursari semacam Yen Ing Tawang dan Caping Gunung, Mbak Nia kemudian diminta oleh Mbah Nun melantunkan Nassam ‘Alayna yang berasal dari Lebanon. Toh, bukankah Campursari sendiri adalah internasional, karena memang yang namanya tradisional mestilah juga adalah peresapan atas sesuatu yang global. Pun sebaliknya global adalah melanglang-buananya yang lokal, dan batasan lokal-global pada substansinya semu belaka.

Di tengah Nassam ‘Alayna, listrik di panggung tiba-tiba padam. Panggung gelap, dan sound tidak bisa berfungsi. Namun pada momen seperti inilah kemesraan teruji.

Saksikan itu warga desa benar-benar tidak beranjak, bahkan mereka menyalakan lampu blitz hape beramai-ramai sehingga membantu warga yang berada jauh di belakang menyaksikan kemesraan di panggung. Sajian Sinau Bareng siap dengan hal-hal di luar rencana, dari lantunan lagu, workshop langsung digelar.

Mbah Nun, Pak Jijit, Mas Doni dan semua vokalis mengambil peran. Menuntun workshop melalui lagu-lagu. “Dulur-dulur… Ora ono listrik tetap guyub rukun yoo…” Pak Jijit melantangkan suara. Warga menyambut dengan sorakan. Ini manusia desa, mereka tidak tergantung listrik, kuota internet atau wifi. Inilah manusia-manusia terkuat dan paling mengerti apa itu kemesraan.

Sampai laporan ini ditulis, para warga masih berkumpul. Masih asyik menyambut workshop, bermain, bercanda dan tertawa bersama.

Lainnya

Topik