Ketika Mereka yang Usia Puber Ikut Sinau Bareng
Tapi jangan lantas anti dengan metode ceramah, perlu kita sadari bahwa semua metode pendidikan ada baiknya ada kurangnya. Metode ceramah tutur-tuturan mungkin memang kurang melatih keliaran, tapi dia cukup efektif untuk melatih kontrol diri, konsentrasi dan fokus. Tentu saja selain menemani para siswa untuk berlatih gerak, bersimulasi nada lewat workshop musikal dan juga latihan ekspresi bersama Pak Jokam.
Mbah Nun juga memberi poin-poin ilmu di sela-sela atau pada momen kekhusyukan sendiri. Misal ketika, setelah mengajak bersimulasi pikir, soal apa yang akan para siswa lakukan andai pulang sekolah ketemu mobil yang sedang kecelakaan dan butuh pertolongan. Setelahnya Mbah Nun memberi lapisan kembali pada soal keilmuan bahwa, “Kebaikan jangan diandal-andalkan, yang diandalkan adalah kebaikan hatimu.” Dan kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan bahwa sifat atau nama Allah yang paling utama, yang default adalah Rahman-Rahim. Padahal Allah sendiri juga Al-Haqq, tapi Dia tidak memilih sifat Maha Benar untuk menjadi sandaran dalam setiap kegiatan manusia.
Habib Anis juga diminta oleh Mbah Nun untuk memberi tambahan poin keilmuan. Habib Anis memilih mengelaborasi sepuluh pertanyaan mengenai Kanjeng Rasul Saw dari Mbah Nun yang juga, kalau pembaca yang budiman mau membaca, ada di liputan sebelumnya. Kesimpulan Habib Anis, “Orang-orang sekarang punya kesalahan, yaitu pendapatnya tentang Kanjeng Nabi dikiranya Kanjeng Nabi pasti seperti anggapannya itu.” Menurut Habib Anis workshop yang dilakukan oleh Mbah Nun dan KiaiKanjeng adalah usaha untuk memperkenalkan Kanjeng Nabi berdasakan sepenemuan masing-masing orang.
Memang Mbah Nun lebih banyak menebarkan pertanyaan, tanda tanya seolah sedang semburat di mana-mana, ditanam kemudian tumbuh menjadi tunas-tunas harapan itu. Kita kehilangan kemampuan bertanya, padahal pertanyaan adalah kunci.
“Siang ini kita mencari dan menemukan kunci, lemarinya bisa kapan-kapan yang penting Anda sudah pegang kuncinya dulu,” ujar Mbah Nun.
Pertanyaan-pertanyaan itu, bolehlah kita sepakati akan menjadi bahan pencarian masing-masing pelaku Sinau Bareng kali ini. Dan kita bisa melihat, tunas unggul akan tumbuh sepuluh hingga dua puluh tahun ke depan bernama tunas-tunas harapan.