CakNun.com

Ke Pusat Kehampaan Semesta

(Makhluk Manusia, 15)
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Mungkin sekarang agak tahu aku
Kenapa Engkau tekan-tekankan padaku
Hal kesabaran itu
Kau cekokkan ke tenggorokanku
Kebuasan hidup makhluk-makhluk itu
Kau campakkan hingga ketelingsut hidupku
Di tumpukan sampah-sampah dan ludah busuk
Zaman yang memuakkan
Peradaban yang menjijikkan
Karya para ahsani taqwim
Yang meng-asfala-safilin-kan diri mereka sendiri
Kesabaran berapa Nabi
Keikhlasan berapa Rasul
Yang mesti kuhimpun dalam sesak jiwa
Agar aku sanggup tidak memuntahkannya
Agar aku tahan untuk tidak meludahkannya
Serta membuangnya ke black-hole
Di pusat kehampaan semesta

Idulfithri 1439-H

Lainnya

Tak Kunjung Mengenalku

Tak Kunjung Mengenalku

Aku berlindung kepada-Mu
Wahai Maha Pengayom manusia
Aku melayang-layang di kehampaan
Animasi performa zaman
Yang bahannya adalah kebodohan
Aku terlempar ke beribu penjuru cakrawala
Dibuang dan dibenturkan ke tembok-tembok
Yang ternyata adalah kekosongan
Ummat manusia berpegangan pada tali
Padahal sebenarnya bukan tali
Orang berduyun-duyun menuju arah
Sementara barat timur utara selatan
Bukanlah arah yang bisa jadi tujuan
Aku bergandengan tangan, berangkulan
Berhimpun dengan kaum-Mu yang baru
Tetapi mereka tak kunjung mengenalku
Mereka sangka aku padahal bukan
Mereka pikir bukan padahal aku
Betapa juga mungkin memakrifati-Mu
Aku berlindung kepada-Mu
Wahai Maharaja dan Dzat perlindungan sejati
Dari silau dunia dan bias penghuninya
Yang gagal memilah-milah
Antara dzat dan benda
Antara nafsu dan cinta
Antara Tuhan, Malaikat, Dewa, Nabi
Dengan diri mereka sendiri
Antara firman-Mu yang suci
Dengan cipratan ludah mereka sendiri

Idulfithri 1439-H

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Pengantin Kebusukan

Pengantin Kebusukan

Mustahillah terdapat kemungkinan
Aku diterima menjadi pengantin Tuhan
Hanya dengan puasa Ramadlan
Di mana ibadah kupamer-pamerkan
Serta dengan Idul Fithri
Yang dihari-rayakan tanpa kedalaman
Yang diperjual-belikan dengan pemalsuan

Andaikan para Malaikat tidak disebar
Di malam-malam seribu bulan
Untuk menaburkan wewangian
Aku hanyalah onggokan kebusukan
Tetapi karena Ramadlan menebar keharuman
Pikiranku teguh dan hatiku penuh keyakinan
Bahwa tak ada yang lain padaku selain kebusukan

Busuk hawa badanku, busuk bau mulutku
Dengan itu ku-busuk-kan Negara dan Bangsaku
Kunafsui, kukejar, kutumpuk segala sesuatu
Yang akan pasti berakhir menjadi kebusukan
Zaman demi zaman adalah program pembusukan
Kupimpin sejarah dengan menjual kebusukan
Yang kucitrakan sebagai wewangian

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib