Kapitalisme Politik
Bapak Capres dan Cawapres, ada di antara rakyat yang berposisi begini:
Kalau tak pilih GO, jangan pikir pro-ZL. Cuma kapok sama GO, tapi tak berarti mantap pada ZL.
Ini Negara belum meruangi hak-hak otentik rakyatnya untuk menentukan pemimpinya secara murni berdasarkan nurani dan perhitungan akal sehatnya.
Ada ABCDEF hingga WXYZ, bahkan ada HONOCOROKO hingga DOTOSOWOLO, belum lagi ALIFBATA sampai HAMZAHYA. Tapi kami hanya diberi hak 0,00001%, dibatasi hanya dikasih pilihan GO atau ZL.
Ini belum Demokrasi. Jangankan lagi demokrasi yang mengakui eksistensi dan hak alam, hewan, para Nabi, Malaikat dan Tuhan.
Apalagi proses hingga diajukan GO dan ZL tidak berdasarkan kualitas, tapi tawar-menawar kapitalisme politik.
(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)