Dari Balik Dinding Kamar
Di masa kecilku dulu Tuhan datang
Minta ditemani dan diantarkan
Bertamu ke rumah para tetangga
Satu persatu kami ketuk pintu mereka
Kini tatkala kujalani senja
Tak terhitung lagi berapa jumlahnya
Rata-rata mereka semua di seantero dunia
Menolak kedatangan kami berdua
Dari balik dinding kamar-kamar mereka
Tanpa kulihat wajah mereka bersuara
“Kami tidak punya waktu untuk sia-sia
Jangan bawa kepada kami fatamorgana
Mampuslah sendiri kalian semua
Dengan tuhan kalian yang maha esa
Bukankah tuhan itu sendiri menyatakannya
Bahwa ia menciptakan makhluk manusia
Tanpa diberi peralatan yang seksama
Untuk mampu mengenalnya
Manusia hanya merasakan gejalanya
Hanya merasakan kehadirannya
Tapi mustahil mengenal dirinya
Tan kinoyo opo, tan kinoyo sopo
Laisa kamitslihi syaiun
Wa lam yakun lahu kufuan ahad“
Maka sejak Habil di hari-hari pertama
Hingga segala peradaban merajalela
Manusia berebut menciptakan tuhannya
Setiap orang bersama kelompoknya
Meniscayakan dan mempertahankannya
Manusia bermusuhan satu dengan lainnya
Kebencian dan pertentangan tiada habisnya
Tuhan tersenyum dan menyorong mereka
Diserap dan ditelan oleh lubang hitamnya
Sambil menyembunyikan cahaya
Di balik punggungnya
Idulfithri 1439-H