CakNun.com

Dalam Tempo yang Semesra-mesranya di Halaman Belakang Polres

Liputan Sinau Bareng CNKK di Polres Kediri, 5 Juli 2018
Muhammad Zuriat Fadil
Waktu baca ± 2 menit

Tentu Polres Kediri bukan sedang ikut memeriahkan perayaa 4th of July di US hari ini. Kan di sini sudah masuk tanggal 5 Juli 2018 M. Nanti malam, akan digelar Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng di halaman belakang Polres Pare Kediri.

Saya duduk sambil ngopi di warung, pas depan lokasi acara. Hape saya perlu di-charge sejenak, jadi saya tidak bisa menelisik-menelisik ke dalam. Lagipula, telisik-telisik kan urusannya telik sandi. Saya cuma niat nyumbang laporan situasi buat sedulur-sedulur pembaca yang budiman.

Suasana santri tetap tidak lepas pada wilayah ini. Di warung tempat saya ngopi ini kalendernya saja memajang wajah Gus Miek, dan sebuah poster ukuran sedang menampakkan wajah seorang usia paruh baya berpeci putih. Entah mungkin gambar wajah seorang kiai atau sejenis itu. Yang pasti atmosfer santri terasa. Nasionalisme dan santri punya kaitan erat. Walau saya bukan penganut nasionalisme modern, tapi mempelajari petanya selalu menarik juga.

Dari stasiun Jombang ke Pare, Kediri ini dengan angkutan umum, juga saya sempat lihat Ponpes Tebuireng.

Bapak-bapak polisi tampak bersiaga dengan perlengkapan dan peralatan komplet, ini hajatan mereka kan? Dalam rangka HUT Bhayangkara ke-72, begitu menurut poster yang sempat saya unduh. Persiapan tentu perlu sematang mungkin.

Batasan mulai diukur, tampaknya jalanan di depan akan jadi clear area malam nanti. Sedulur-sedulur JM, generasi Maiyah, nah itu sudah mulai tampak. Bukan karena peci-pecinya saja. Peci hanya penanda, tapi rasa-rasanya wajah mereka terasa akrab sekali. Seperti saudara jauh, tapi entah kapan pernah ketemu.

Cek sound sudah selesai, adzan berkumandang, saya belum potong kuku (abaikan yang ini). Barisan keamanan diistirahatkan sejenak. Beberapa ikut ngopi di warung. Senapan kondisi aman, pagar dirapatkan sejenak. Waktunya Maghriban. Suara pengumuman terdengar menyampaikan bagi para warga yang ingin mengikuti Sinau Bareng, gerbang akan dibuka bakda Maghrib.

Saya belum Magriban, masih baca-baca beberapa e-book di hape tentang konfrensi Islam Internasional yang diinisiasi Ibn Saud tahun 1926. Undangan yang mendorong salah satunya Delegasi Hijaz dari ulama Kaum Tua di sini. Itu tidak ada hubungannya dengan acara malam ini.

Pengumuman kembali terdengar, warga telah diperbolehkan memasuki lokasi acara. Sangat rendah hati pak polisi memohon maaf pada warga karena perlu meminta jaket dilepas dan barang bawaan akan diperiksa dengan seksama dan dengan tempo yang semesra-mesranya.

Antusiasme tidak berkurang, warga, para JM mengalir menuju kemesraan.

“Kami hanya memastikan keamanan, mohon maaf. Kami perlu memeriksa barang bawaan panjenengan semua, jaket juga tolong dilepas dulu. Nanti setelah selesai pemeriksaan silakan dipakai lagi karena angin cukup kencang”.

Mesra sekali saya mendengar pengumuman itu.

Lainnya

Maiyah Penangkal Petir

Maiyah Penangkal Petir

Memasuki tahun 2022, Kenduri Cinta kembali diselenggarakan secara offline.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta